CHAPTER XXIII

2K 265 151
                                    

You break my soul and this heart.
You take my breath away and it’s hurt.
I fall in love with you but I don’t know I’m nothing for you.
You and I are drowning in the deepest of painful love.


XIAO ZHAN tak pernah berani untuk membuka kedua matanya. Ia terlalu takut menerima kenyataan pahit yang baru saja ia dengar dari mulut Yuchen. Xiao Zhan sudah siuman saat Yuchen datang dan berdebat hebat dengan Zhuocheng. Dalam terpejamnya mata, ia mencoba menahan amarah, rasa sakit dan juga kecewa ketika mendengar setiap cerita yang berhasil terungkap.

Pemuda manis itu kini memberanikan diri untuk membuka kedua mata saat langkah kaki mendekat. Ia memandang pada sosok Zhuocheng yang datang dengan ekspresi tak terbaca. Malaikat senior yang semalam bertengkar dengan Yuchen itu kini duduk di kursi sisi ranjang. Ia menyentuh lengan sang junior dengan perlahan dan menepuknya tiga kali.

“Aku tahu, kau … mendengarnya,” ucap lirih Zhuocheng.

Xiao Zhan masih tak bersuara sementara Zhuocheng mengambil alih pembicaraan, “Aku minta maaf karena tak memberitahumu lebih awal tentang siapa malaikat agung yang sudah mengangkatmu sebagai malaikat kecilnya. Aku minta maaf karena terlambat untuk berada di sisimu di saat dia menerkam secara perlahan. Dia … benar-benar sulit untuk kumengerti.”

Xiao Zhan menggigit bibir bawahnya lalu menatap satu kantung cairan infus yang menetes dengan baik lewat selang hingga masuk ke dalam tubuhnya yang lemas dan tak bertenaga.

	Xiao Zhan menggigit bibir bawahnya lalu menatap satu kantung cairan infus yang menetes dengan baik lewat selang hingga masuk ke dalam tubuhnya yang lemas dan tak bertenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Aku … juga baru tahu kenyataan itu---tentang masa lalunya.”

“Kapan? Kapan kau mengetahuinya?” Xiao Zhan sejak tadi diam mulai buka suara walau nadanya tak terlalu kencang.

“Saat kau berciuman dengan Yibo. Waktu itu aku mengamatimu dan tanpa sadar melihat Yuchen di kejauhan. Dia berniat melakukan tindakan kasar---dia menggerakkan tangannya dan berencana menarikmu hingga ke tengah laut.”

“Dan kau mencegahnya sebelum itu terjadi,” Xiao Zhan menyergah. Pemuda manis itu menatap Zhuocheng dan kembali melanjutkan, “kau menghalanginya dan membiarkan aku berciuman dengan Yibo hingga aku terjebak dalam dosa.”

Xiao Zhan menghela napas. “Aku tak tahu harus mempercayai siapa sekarang---kau atau Yuchen. Aku ... tak tahu mengapa banyak sekali orang yang tak bisa kupahami apa maksudnya. Yuchen yang mengangkatku sebagai malaikat dan meninggalkanku begitu saja, Yuchen yang membiarkanku hidup sebagai malaikat dan memisahkanku dengan Yibo hanya karena ia berpikir jika kekasihnya masih terkurung dalam tubuh Yibo. Dan kau, yang menentang hubunganku dengan Yibo namun amarahmu meluap saat Yuchen berkata jika aku harus mundur.”

Xiao Zhan terkekeh. “Zhuocheng, sebenarnya … ke mana kau akan memihak? Bukankah kau bilang aku tak boleh mencintai dan tinggal di sisi Yibo karena aku akan melakukan sebuah dosa besar yang akan membunuhku secara perlahan? Tapi ... kenapa kau terdengar tidak rela saat Yuchen memintaku untuk menjauh dari Yibo?”

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang