CHAPTER VII

2.6K 348 46
                                    

Ketahuilah, sekalipun aku tahu ini menyakitkan ... setidaknya berikan aku harapan jika kau memang mencintaiku karena kau cinta, bukan karena kasihan.

Wang Yibo baru saja selesai mengobati luka di kaki dan tangan Xiao Zhan. Ia menutup kotak p3k dan menatap sosok manis di hadapannya. Xiao Zhan sendiri hanya memandang ke setiap sudut kamar yang tidak terlalu luas tapi hangat. Jendela kacanya menghadap langsung ke halaman belakang mansion yang di penuhi tanaman mawar dan rumput hijau yang dipenuhi sebagian kelopak bunga yang berguguran.

 Jendela kacanya menghadap langsung ke halaman belakang mansion yang di penuhi tanaman mawar dan rumput hijau yang dipenuhi sebagian kelopak bunga yang berguguran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kaulihat?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kaulihat?"

Pertanyaan dari pemuda dingin membuat  Xiao Zhan menoleh dan menatap Yibo dengan sebuah senyuman kecil.

"Halaman belakangmu cukup luas namun sayang tidak terurus. Jadi, ucapanmu kemarin benar, ya? Banyak pelayan yang kau pecat hingga tak ada yang memperindah halaman itu."

Yibo menatap ke arah halaman lewat jendela yang terbuka. Saat ini ia dan Xiao Zhan ada di kamar Li Bowen, tempat yang Yibo sering datangi selama dua Minggu terakhir guna melepas rindu.

"Haikuan Ge sedang pergi untuk mencari pelayan baru, maksudku ... tukang kebun."

"Oh, pantas saja aku tidak melihat Haikuan-ge pagi ini."

Yibo menyernyit. "Memang apa yang akan kau lakukan jika bertemu dengannya?"

Xiao Zhan menatap Yibo dengan heran. "Apa salah jika aku bertemu dengan orang baik hati sepertinya?"

"Baik hati?" Yibo mendengkus kesal. "Dari mana kau tahu jika dia baik padahal kau baru bertemu dengannya kemarin?"

Xiao Zhan mengangkat bahu. "Kalau dia tidak baik, dia tak akan mempekerjakan pengangguran sepertiku. Caranya menyambutku saja sudah cukup menjelaskan dia orang yang ramah dan baik hati. Ah, benar-benar calon idaman, 'kan?"

Yibo mendelik. "Calon idaman?"

"Ya, calon idaman. Apa kau tidak bisa melihatnya? Haikuan-ge itu tampan, baik, ramah, dan ... pokoknya dia itu luar biasa. Semua orang pasti menyukainya. Termasuk aku."

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang