CHAPTER XXXVII

1.5K 219 51
                                    

I don't know how to be the perfect man but I know how to love you more than ever.


Malam yang gelita tanpa gemerlap itu jadi saksi bisu yang mana seorang gadis cantik tergeletak di atas tumpukan salju dalam dekap cairan merah pekat. Yibo membeku dengan kedua mata yang terbeliak lebar. Jemarinya gemetar saat menyaksikan adegan mengerikan yang ada di depan matanya. Pemuda itu masih mengamati ke bawah sana. Beberapa orang berhamburan keluar dan berteriak histeris menyaksikan mayat wanita muda yang kini menjadi tontonan para perawat dan pengunjung.

Yibo menatap Zhuocheng yang masih berdiri tanpa ekspresi di wajahnya. Pemuda itu maju satu langkah dan menatap sang malaikat dengan penuh tanya.

“Aku tak perlu menjelaskan apapun,” ucap Zhuocheng.

Yibo menggelengkan kepalanya. “Kau melakukannya agar bisa menyelamatkan Xiao Zhan?”

“Aku tidak sebodoh dirimu yang membiarkan Xiao Zhan selalu dalam bahaya. Dia nyaris mati dua kali saat bersamamu dan terluka berkali-kali. Aku menyayanginya, maka dari itu aku akan selalu melindunginya. Dia pernah melakukan percobaan bunuh diri karena menyerah atas hidupnya---menyerah karena cinta. Lalu apa yang kau lakukan? Kau terus meragukannya, kau menuduhnya sebagai penjahat dan kau selalu menyeretnya ke dalam masalah hidupmu. Detik ini, aku jadi tahu bahwa alasan Wang Ziyi melakukan hal buruk terhadap Xiao Zhan adalah dirimu. Kau selalu membuat hidup Xiao Zhan terpuruk. Tidakkah kau berpikir jika kau tak berguna?”

“Aku tahu dan aku minta maaf.”

“Xiao Zhan di ambang batas!” Zhuocheng berteriak, “dia berada di jurang kematian. Jiwanya melayang menuju pagoda api yang akan meleburkannya. Kau tahu apa alasannya? Ada satu hal yang membuatnya tak bisa bangun---kau terus mengucapkan kata cinta, memanjakannya dengan nafsu dan tak berpikir jika semua yang kau lakukan bisa membuatnya semakin melemah. Kau mengajaknya menikah? Bodoh! Andai saja kau tahu alasan apa yang membuatnya menolakmu.”

Yibo menyernyit. “Apa?”

Zhuocheng menghela napas berat lalu berucap, “Malaikat dilarang menikah dengan manusia, melakukan sentuhan sensual---mencium dan mendekap juga saling mengucapkan cinta dan janji. Xiao Zhan sudah melemah sejak awal karena dia menukar dosamu dengan karma baik miliknya. Usiamu diperpanjang dan usianya akan berkurang. Setelah itu, sepupumu yang jahat itu hadir dan nyaris membunuhnya dua kali. Tidakkah kau berpikir jika tubuhnya sudah remuk hingga menyisakan raga saja? Jiwanya entah kemana, Xiao Zhan berjuang atau menolak hidup pun aku tidak tahu.”

“Maaf,” ucap lirih Yibo, “aku tidak tahu jika semua yang kulakukan terhadapnya akan menimbulkan petaka sebesar ini. Aku benar-benar tidak tahu jika aku ....”

“Jaga dia.”

Yibo bungkam saat Zhuocheng menyergah ucapannya, kata-kata itu membuat Yibo tak lagi bisa menyanggah.

“Aku tak lagi bisa menjaganya setelah ini. Tubuh, jiwa, dan rohku akan melebur karena aku sudah melakukan kesalahan paling besar---membunuh. Aku tak bisa lagi berada di sisi Xiao Zhan dan melindunginya. Jadi, sebelum aku benar-benar pergi, aku ingin memastikan jika kau mampu menjaganya dengan baik setelah ini.”

Yibo ternganga sementara Zhuocheng melangkah pasti. Ia menghampiri Yibo dan memberikan satu sapu tangan berlambangkan sayap malaikat bewarna biru berkilau---sapu tangan yang sama seperti milik Yuchen.

“Berikan ini padanya ketika dia bangun nanti. Aku mau dia tahu bahwa aku akan memandang dan berada di sisinya walau itu hanya bayangan. Aku juga ingin kau melakukan sesuatu untukku.”

“Apa itu?”

Zhuocheng tersenyum. “Bahagiakan Xiao Zhan. Jika dulu aku akan melarang Xiao Zhan secara keras, sekarang aku mengijinkanmu dan Xiao Zhan melakukan apapun yang kalian suka. Beri dia tawa dan jangan biarkan dia menangis.”

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang