CHAPTER X

2.1K 335 55
                                    

Everything passed by, this long and winding road, the tomorrow unknown.
Everything passed by, counting to 10 to hold back the tears of my heart.
Everything will happen but I wanted to give up, I was heartbroken, I was tired.


Wang Yibo panik bukan main ketika melihat Xiao Zhan yang tiba-tiba saja ambruk di depannya. Beruntung ia dengan sigap dan cepat segera menangkap tubuh kurus pemuda manis itu, jika tidak mungkin Xiao Zhan sudah terkapar di jalanan.

Yibo mengangat tubuh Xiao Zhan ke dalam mobil, ia berniat membawa sang manager ke rumah sakit jika saja Xiao Zhan masih belum merespon. Yibo yang sudah menyalakan mesin mobil menoleh ke arah Xiao Zhan yang terduduk dengan mata terpejam. Kedua alisnya pemuda itu berpaut dan bibirnya sedikit pucat.

“Zhan?” Yibo menepuk pipi Xiao Zhan yang terasa hangat. Apa kau demam? Ck! Benar-benar merepotkan. Jika saja kau tidak memancing emosiku mungkin aku takkan membuang payung dan menyebabkanmu kehujanan.

“Zhan?” Yibo kembali mencoba hingga pemuda bergigi kelinci itu menggeliat pelan dan meringis.

“Apa yang kau rasakan? Kau merasa sangat pusing?” tanya Yibo yang kini menatap dengan intens.

Xiao Zhan menggeleng. Ia masih dalam keadaan setengah sadar dan ia mulai bisa mendengar suara Yibo lagi setelah tadi ia mendadak tuli.

“Lalu apa?” Yibo sedikit kesal, Xiao Zhan jelas-jelas tak menjawab pertanyaannya dengan baik.

“Biarkan aku mengantarmu ke rumah sakit.” Yibo meletakkan kedua tangannya di atas kemudi dan bersiap menginjak pedal gas sebelum Xiao Zhan menahan lengan di sampingnya.

Yibo kembali menoleh dan menatap Xiao Zhan yang sudah membuka kedua matanya.

“Antar aku ....” Suaranya terdengar sangat pelan. “Pulang. Aku mau pulang.”

Yibo menghela napas. “Kau jangan bersikap keras kepala. Aku tak mau jika sampai rumah kau harus kembali pingsan. Ke rumah sakit saja.”

Xiao Zhan yang masih memegang lengan Yibo-pun menggelengkan kepalanya. “Pulang atau aku pergi dari sini.”

Yibo mendadak kelu. Bagaimana tidak, detik ini Xiao Zhan berani mengancam dan memberinya pilihan yang sulit. Yibo menatap Xiao Zhan yang melepaskan genggaman terhadapnya. Pemuda manis itu mulai duduk dengan tegap lalu berniat membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Yibo yang melihat itu pun tak tinggal diam. Ia dengan cepat menahan Xiao Zhan untuk tetap di dalam mobil karena hujan masih belum reda.

“Jangan egois!” Yibo memperingati, ia mencekal lengan Xiao Zhan hingga sang manager menatapnya dengan tajam. “Jangan membuatku semakin kesal.”

“Aku tidak berniat untuk membuatmu kesal. Kaulah yang terlalu keras.” Xiao Zhan tersenyum sinis. “Lihatlah dirimu Wang Yibo, kenapa kau harus jadi manusia super egois seperti ini? Apa kehilangan orang-orang terdekat membuatmu rapuh dan dingin? Apa kematian orangtua dan assistantmulah yang membentukmu menjadi pria es?”

“Siapa yang memberitahumu soal orangtuaku?” tanya dingin Yibo.

“Memang siapa juga yang tak mengenal dirimu?” Xiao Zhan mengembuskan napas berat. Aku tak mungkin mengatakan jika aku tahu hal itu karena kau yang memberitahu semua orang saat di panggung teater waktu itu.

“Semua orang mengenalmu termasuk betapa rumitnya kehidupanmu. Jika kupikir, semua public figure pasti merasakan bagaimana pahitnya dunia. Oh tidak, tapi setiap orang pasti pernah merasakannya.” Xiao Zhan masih memandang Yibo dengan serius.

“Wang Yibo, kau bukan satu-satunya manusia yang punya banyak masalah dan merasakan kehilangan. Jadi, jangan pernah bersikap seolah kau makhluk paling menyedihkan,” tambah Xiao Zhan.

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang