Minggu pagi adalah salah satu hari dimana beberapa manusia ini merasa malas untuk bangun pagi, apalagi jika melihat dari arah jendela bahkan matahari sepertinya masih tidak ingin bersinar lebih cepat seperti hari sebelumnya. Tapi sangat berbeda dengan seseorang satu ini, mungkin bisa dibilang dia tidak tidur semalaman dan masih benar-benar berdiri disana tanpa mengalihkan pandangannya pada sebuah rumah di seberang jalan.
Mungkin sudah 3 jam atau lebih, seseorang dengan menggunakan hoodie berwarna hitam dan semua serba hitam yang melekat pada tubuhnya, lengkap dengan masker dan topi yang tak pernah ia lepas sejak jam 12 malam saat dia sampai dan terus memperhatikan sebuah rumah dengan 4 orang penghuni yang masih tertidur pulas.
Brak...
Dia melempar sebuah kotak seperti paket yang biasa di antar kurir setelah sekian lama mengamati rumah tersebut. Setelah melempar kotak yang entah apa isinya itu, dia langsung pergi dengan terburu-buru dari sana, meninggalkan kotak yang ia lempar asal dan kini tergeletak di depan halaman rumah yang selama 3 jam ia amati.
Di rumah kediaman keluarga Huang masih terasa sepi dengan keadaan rumah yang sangat berantakan setelah kegiatan begadang karena acara menginap semalam, mungkin jika kini Renjun turun dan melihat bagaimana keadaan rumahnya setelah ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan ke lima sahabatnya tanpa mengawasan, bisa dipastikan jika pemuda Huang itu akan menyesali keputusannya semalam dan lebih memilih untuk menyeret ke lima sahabatnya ke tempat tidur dibandingkan dengan membiarkan mereka sendiri.
Dan untung saja bibi Yeon sudah datang subuh tadi hanya untuk melihat keadaan tuan mudanya yang ditinggal oleh kedua orang tuanya untuk perjalanan bisnis itu. Wanita paruh baya itu datang dengan tas belanja yang sudah terisi penuh di tangannya, berjalan melewati pos satpam yang sudah kosong karena pergantian jam dan mencoba untuk masuk melalui pintu samping dibandingkan pintu utama, namun wanita yang sudah mulai rentan dan harusnya berhenti dari pekerjaannya itu terkejut karena melihat sebuah paket di halaman depan tergeletak begitu saja, mungkin di antarkan setelah satpam itu pulang dan itu sebabnya tidak ada yang menerimanya.
Dia mengambilnya dan membaca sekilas alamatnya tepat berada di rumah keluarga Huang dengan paket tertuju untuk tuan mudanya itu. Namun sedikit ceroboh karena ia tidak memeriksa dulu apakah itu paket sungguhan atau hanya perbuatan orang iseng, harusnya ia lebih teliti karena tidak ada seorang kurir yang mengantar paketnya di subuh pagi begini disaat semua orang masih tidur, bahkan ayam tetanggapun belum berkokok tapi apalah yang wanita ini ketahui di usianya yang cukup tua saat ini.
Chenle bangun lebih pagi dari beberapa penghuni rumah lainnya karena saat Renjun masuk ke kamarnya tak lama diapun juga ikut masuk ke kamar tamu yang sering ia tempati kala menginap di rumah keluarga Huang.
Pemuda keturunan China ini menatap nakas dengan gelas kaca yang sudah kosong di atasnya, rasa haus yang kini melanda tenggorokan mulai membuat pemuda ini risih dan memutuskan untuk turun kebawah mengambil air lalu mungkin melanjutkan tidurnya mengingat ini hari libur dan mereka tidak memiliki rencana apapun hari ini selain tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJUN [TERBIT]
FanfictionTeruntuk Renjun Jangan lupa sarapan ya, karena pura-pura lupa itu butuh tenaga. Dan lo harus inget gak semuanya bisa lo sholawatin Njun, sebenernya bisa tapi harus pake usaha juga dong Njun jangan kaya nyantet tapi halal. Jangan suka sholawatin fo...