14. Setelah Hujan Redah

1.9K 267 13
                                    

Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok....

Tok...

Pemuda bertubuh jangkung ini mengetok pintu kamar adiknya berkali-kali, namun tak ada jawaban dari dalam sana. Jam sudah menunjukkan 06:30 tapi dia sama sekali tak melihat tanda-tanda kehidupan dari adiknya itu, sedangkan kedua orang tuanya tak pernah berubah meski dengan perdebatan semalam tapi itu tidak ada artinya, buktinya pagi-pagi sekali mereka sudah kembali berkemas dengan beralasan ada perjalanan bisnis ke Jerman selama beberapa bulan dan ia pun tidak perduli dengan semua alasan orang tuanya jika itu menyangkut bisnis mereka.

"Rain, wake up! You bisa late go to school!" Johnny berbicara dengan nada yang tidak santai agar adiknya bisa mendengar namun tetap saja tak ada sautan dari Rain yang membuat laki-laki itu khawatir.

Ketokan Johnny semakin keras namun tetap saja kamar Rain seperti tidak berpenghuni, sepi senyap dan dia pun berinisiatif untuk mencoba mendobrak pintu kamar Rain meskipun nanti badannya yang akan menjadi korban kekerasan dari pintu kamar adiknya itu.

"One... " Johnny mulai menghitung dan memasang ancang-ancang untuk mendongkrak pintu kamar adiknya dengan mundur beberapa langkah.

"Dua..." ya mau bagaimanapun Johnny tetaplah Johnny, bahasanya sudah mulai berubah seperti pertama kali bertemu dengan Rain lagi.

"Three..." Johnny mulai mengangkat lengan bajunya sampai kesiku dan memperhatikan otot lengannya yang masih tertutup baju itu dengan gaya ala-ala atlet internasional

"Empat..." pada seruan ke empat Johnny mulai berlari menerjang pintu kamar Rain dan berhasil, pintu itu kini terbuka lebar.

Namun sayang sekali, karna sebenarnya pintu itu memang terbuka lebar tapi bukan karna usaha pendobrakan dadakan oleh Johnny tapi karna memang pemilik kamar itu yang membuka pintunya.
Ya, Rain kini berdiri di ambang pintu kamarnya yang terbuka lebar dengan seragam yang lengkap dan menatap Johnny yang lagi nyusruk ke kolong tempat tidurnya dengan tatapan aneh, hal aneh apa lagi yang sedang abangnya lakukan? Fikirnya

"Abang ngapain sih di situ? Nyari kecoa terbang?" entah Rain tidak tau apa yang sedang abangnya lakukan, pasalnya sudah dari tadi ia mendengar teriakan abangnya di depan kamar sambil menggedor-gedor pintu kamarnya keras, namun dia tidak bisa keluar begitu saja dari kamar karna memang sedari tadi gadis ini sibuk di kamar mandi karna belum menyelesaikan mandinya, biasalah namanya juga perempuan pasti mandinya lama.

"You tuh what are you doing di dalem bedroom?" Johnny malah balik bertanya sambil berdiri dan berkacak pinggang lalu menatap Rain sebal, sebenarnya apa yang sedang adiknya lakukan di dalam kamar ini sehingga tidak mendengar seruannya sedari tadi, memangnya kamar Rain kedap suara apa? Seingat dia jika memang rumah ini tidak pernah di renovasi berarti kamar Rain baik-baik saja dan tidak kedap suara, lalu apa yang adiknya lakukan selama itu? Ternak lele di dalem bathtub? Itu malah gak mungkin, adik perempuannya itu megang lele aja gak bisa, katanya licin kaya omongan tetangga.

RENJUN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang