24. Kedatangan Mark

1.4K 235 29
                                    

"Rain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rain... " pemuda ini menggumamkan nama Rain selama dia tidur atau bahkan saat pingsan kemarin, itu sebabnya Ningning sama sekali tidak mau memperbolehkan gadis itu untuk datang apalagi masuk ke kamar Renjun.

Selain faktor bahwa Ningning sangat membenci gadis itu, dia juga takut jika nanti seseorang yang dilihat Renjun saat pertama kali pemuda itu terbangun adalah gadis itu, gadis yang ia tahu juga pernah mengisi hati pemuda itu atau bahkan mungkin sekarang gadis itu juga masih menduduki posisi di hati Renjun.

Tak dapat Ningning pungkiri meski dengan ke lima pacar yang Renjun miliki dia tahu jika pemuda itu sama sekali tidak dapat melupakan perasaanya pada gadis hujan itu, terlebih lagi mengingat saat dirinya tak sengaja memergoki banyak foto gadis itu di galeri handphone Renjun.

"Rain... " Renjun terus bergumam sedangkan Ningning dengan telaten mengganti komperesanya.

Gumaman itu sangat menyakitkan di hatinya, meski sejujurnya dia juga sudah sakit saat pertama berpacaran dengan pemuda itu, saat mereka masih di kelas pertama bangku SMA saat Ningning masih menjadi satu-satunya kekasih pemuda itu dirinya tahu jika Renjun sama sekali tidak memiliki perasaan lebih dari sekedar teman padanya namun dia juga tidak dapat menyangkal jika dirinya sangat menyukai atau bahkan mencintai pemuda itu meski Ningning tahu bahwa Renjun ingin berpacaran dengannya hanya karena melihat kedekatan Rain dengan pemuda lain kala itu.

Dan sekarang gadis ini kembali merelakan hatinya dengan rela bersaing dan berbagi kasih sayang dengan keempat pacar lain Renjun agar tetap bisa dekat dengan pemuda itu, mungkin kini Ningning akan menyetujui tentang istilah jika cinta itu buta dan itu terbukti pada dirinya yang rela menjadi pacar kesekian pemuda itu. Meski akan selalu terlihat jika Renjun hanya mencintai satu orang gadis yang selama ini tidak dapat ia genggam dengan mudah, Rain kenapa gadis itu selalu beruntung dengan dikelilingi oleh banyak lelaki tampan dan para sahabat yang selalu ada untuknya, pikir Ningning.

"Jun, tolong sekali aja kamu balas perasaan aku" ucap gadis ini lirih dengan tangan yang masih bertengger pada dahi pemuda yang kini terbaring sambil memejamkan matanya.

Cklek...

Gadis ini dapat mendengar jika pintu kamar Renjun dibuka oleh seseorang yang kini tengah berjalan kearahnya dengan membawa nampan yang diatasnya berisi sebuah piring penuh dengan makanan dan segelas air putih.

"Gimana keadaanya?" tanya pemuda ini saat sudah meletakkan nampannya di nakas samping tempat tidur.

"Mendingan, panasnya turun cuma dia masih gak mau buka matanya" jawab Ningning tanpa mengalihkan pandanganya dari pemuda yang kini terbaring di atas ranjang itu.

Sedangkan pemuda yang kini berada di sampingnya hanya mengangguk pelan sambil menatap ke arah sahabatnya yang masih dalam keadaan kurang baik itu.

"Lo makan dulu aja udah gue bawain, jangan sampe lo sakit nyusahin" ucap Jaemin lalu keluar dari kamar Renjun sedangkan Ningning kini hanya menatap sepiring nasi dengan lauk pauk dan segelas air putih diatas nakas.

RENJUN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang