23. Tentang Mereka

1.5K 232 4
                                    

Apakah salah jika mengharapkan sesuatu dengan terlalu berlebihan? Tapi gadis ini selalu berfikir jika apa yang dia sedang harapkan dan apa yang dia usahakan ini tidaklah berlebihan, kata orang cinta butuh pengorbanan dan perjuangankan? Anggap saja...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah salah jika mengharapkan sesuatu dengan terlalu berlebihan? Tapi gadis ini selalu berfikir jika apa yang dia sedang harapkan dan apa yang dia usahakan ini tidaklah berlebihan, kata orang cinta butuh pengorbanan dan perjuangankan? Anggap saja jika sekarang Mina sedang berjuang dan berkorban untuk mendapatkan hati Mark, pemuda yang bahkan hatinya sudah terpatri pada gadis lain.

Mina sering berfikir betapa beruntungnya Rain bisa membuat seorang Mark Lee jatuh cinta padanya sampai sulit untuk berpaling, namun dia juga tahu jika beruntung untuknya bukan berarti beruntung untuk orang lain, buktinya yang selama ini Mina tahu bahwa gadis itu tidak mencintai Mark dan hanya menganggap pemuda itu sebagai sosok kakak yang baik untuknya.

Sejujurnya Mina tidak akan menyalahkan siapapun, toh ada benarnya jika Rain menganggap Mark sebagai sosok kakak yang baik, mengingat sifat dan sikap pemuda itu yang sejujurnya penuh dengan perhatian dan kasih sayang, pemuda paling baik yang selama ini Mina kenal meski sekarang Mark sedikit berubah setelah mengetahui tentang rahasia hatinya namun itu tidak dapat mengubah pandangan Mina kepada Mark karena dimata Mina pemuda itu tetaplah baik untuk dirinya.

Sudah beberapa hari ini Mark tidak terlihat bergabung dengan para anggota pencinta alam bahkan pemuda itu juga tidak pernah dilihatnya memasuki ruangan organisasi lagi beberapa hari ini, biasanya Mark akan sangat betah berlama-lama atau bahkan sampai menginap disana namun sejak hari dimana pemuda itu dibawa ke ruang kesehatan dan memulai pertengkaran kecil dengan Mina sejak saat itu juga Mark seperti hilang ditelan bumi, tidak berjejak sampai-sampai Mina sendiri tidak dapat menemui pemuda itu di kelasnya.

"Udahlah Mina, gak usah difikirin nanti yang ada lo sendiri yang sakit hati" celetuk perempuan berambut sepunggung dengan warna coklat dan mata berbinar yang cukup indah yang kini tengah duduk dihadapan Mina yang sedari tadi melamun.

Mereka sedang berada di kantin dengan segelas es teh manis dan sepiring nasi goreng spesial buatan mamah kantin yang sering habis diburu para mahasiswa.

Herin, nama gadis yang kini duduk di seberang meja menghadap Mina yang sejak awal menjejakkan kakinya di kantin ini sudah melamun seperti orang kehilangan kesadaranya, bahkan terlihat jika es teh manis dan nasi goreng pesanan gadis itu sama sekali belum disentuhnya padahal Herin sendiri sudah menghabiskan makananya sejak tadi, maklum belum sempat sarapan karena mereka memiliki kelas pagi dengan dosen killer yang mengharuskan Herin untuk menahan rasa laparnya terlebih dahulu.

"Apaan sih, emang lo pikir gue mikirin apa?" ucap Mina saat sudah tersadar dari lamunan tingkat lanjutnya.

"Nih ya gak usah pake mikir juga gue tahu kalo lo mikirin Mark kan? Denger ya Mina kita itu udah sahabatan lama jadi gak mungkin kalo gue gak tahu tentang masalah sepele kaya gini" tentu memang hanya Herin yang selalu bisa menebak suasana hati Mina.

Mereka sudah lama bersahabat, sejak menginjak masa sekolah menengah pertama kedua gadis ini sudah menjadi sahabat hingga kini mereka berada ditingkat universitas membuat kedua gadis ini sangat mengerti dengan tabiat masing-masing. Herin sudah menganggap Mina itu bukan hanya sekedar sahabat namun juga saudara untuknya, Herin fikir dia tak perlu memiliki banyak teman yang hanya datang saat mereka butuh tapi dia hanya perlu satu teman namun selalu ada untuknya kapanpun ia membutuhkannya dan Herin menemukanya dalam sosok Mina.

RENJUN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang