22. Kemarahan Jisung

1.6K 244 8
                                    

Oh astaga hatinya tidak tenang sekarang, pemuda ini baru menyadari jika Rain belum pulang dari semalam atau lebih tepatnya setelah ditarik paksa oleh Renjun dan gadis itu belum juga menampakan batang hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh astaga hatinya tidak tenang sekarang, pemuda ini baru menyadari jika Rain belum pulang dari semalam atau lebih tepatnya setelah ditarik paksa oleh Renjun dan gadis itu belum juga menampakan batang hidungnya.

Seharusnya dia tidak membiarkan gadis itu dibawa oleh Renjun untuk kesekian kalinya padahal dia sudah tahu jika Rain sudah bersama Renjun pasti selalu tidak baik keadaanya, entah kemana gadis itu pergi bahkan Renjun sendiri juga tidak menampakan batang hidungnya sejak kembali lagi ke villa dengan membawa kotak P3K dan harusnya ia bertanya saat Renjun kembali namun ia sama sekali tidak dapat memikirkan itu sama sekali.

Hari sudah mulai siang dan tidak ada tanda-tanda dari kedua manusia itu, Ningning sedari tadi terus menangis dan mengoceh karena kekasihnya yang tidak kunjung pulang juga, sedangkan Jeno sedang menenangkan Lami dan Hina yang hampir saja ingin mencakar dan menjambak rambut nenek lampir yang sedari tadi berisik dengan ocehan dan tangisan alaynya, lalu Jaemin sendiri pusing melihat Jisung yang mondar-mandir sedari tadi dengan menahan emosinya karena terus menyalahkan dirinya kenapa membiarkan Rain pergi begitu saja dengan Renjun padahal ia tahu seperti apa kejadianya saat terakhir kali Renjun membawa pergi gadis itu secara paksa.

Diantara para manusia yang sedang sibuk memikirkan kemana perginya kedua sejoli itu, Haechan dan Chenle sebisa mungkin mencoba menghubungi Renjun karena diketahui hanya pemuda itu yang membawa ponsel genggamnya sedangkan ponsel Rain tergeletak begitu saja diatas kasurnya, Chenle sedang sibuk mengotak-atik laptopnya mencoba untuk melacak keberadaan Renjun namun sepertinya pemuda itu mematikan GPS-nya bahkan kini ponselnya tidak dapat dihubungi.

"Udah Sung tenang, gue yakin ko Rain bakal baik-baik aja" ucap Jaemin mencoba menenangkan pemuda itu.

"Kalo dia gak pergi sama Renjun mukin gue bakal lebih percaya kalo Rain bakal baik-baik aja, lo gak tau kejadian apa pas terakhir kali gue biarin dia pergi sama Renjun"

Oke sepertinya Jaemin tak akan membicarakan ini dulu dengan Jisung, terdengar dari nada bicara pemuda itu jika dia sedang saat emosi saat ini jadi lebih baik jika Jaemin diam dulu sekarang.

"Gimana udah bisa?" tanya Jeno kepada kedua temanya, Haechan dan Chenle yang sedang sibuk mencari keberadaan Rain dan Renjun.

"Belum, Handphone Renjun gak bisa dilacak" jawab Chenle sambil memandang khawatir kearah para sahabatnya.

"Sama gue juga, malah sekarang Renjun gak bisa dihubungin" ucap Haechan yang kini sudah menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Sedangkan orang yang dicari, mereka masih ada di dalam hutan atau lebih tepatnya masih dibawah pohon yang kemarin malam mereka tempati untum berteduh. Rain terbangun terlebih dahulu dari Renjun karena mendengar suara lirihan pemuda itu, gadis ini menatap kearah pemuda disampingnya yang masih tertidur sambil memeluknya, wajah Renjun sangat pucat dan dapat Rain rasakan jika suhu tubuh pemuda itu panas, astaga apakah Renjun demam karena kehujanan semalam? Seharusnya dia memaksa Renjun untuk memakai jaketnya namun tidak dapat dipungkiri jika dia sendiri merasa kedinginan.

RENJUN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang