Sudah sebulan berlalu dan itu berarti keluarga Jung bahkan juga Johnny akan kembali alamnya masing-masing untuk menjalankan aktivitas mereka seperti biasa dan itu menyebabkan Rain sendirian di rumah yang besar ini, awalnya Johnny berniat untuk tinggal selama beberapa bulan namun karena sindiran Rain waktu itu tentang skripsinya membuat dia berniat cepat kembali ke Chicago dan fokus pada skripsinya meski terkadang pemuda ini masih penasaran dengan teror yang datang waktu itu dan dia tahu jika keselamatan adiknya terancam namun karena sepertinya peneror itu sudah tidak lagi meneror adiknya jadi dia memutuskan untuk kembali lebih cepat dan sebisa mungkin juga pulang dengan cepat.
Mereka berangkat di waktu yang sama dengan jam penerbangan malam hari sehingga pagi ini hanya ada Rain di rumah. Gadis ini sebenarnya memiliki janji dengan para sahabatnya yang memiliki keinginan untuk pergi ke puncak, selagi mereka di beri libur beberapa waktu untuk mempersiapkan ujian mereka, sehingga tercetuslah usulan Haechan tentang liburan bersama di puncak selama beberapa hari.
"Apa lagi ya yang belum?" gadis ini bertanya pada dirinya sendiri sambil menatap sebuah koper berukuran sedang yang masih terlihat berangakan karena belum ia bereskan.
Tin...
Tin...
Sudah sejam lebih Rain mempacking barang-barang yang akan ia bawa nanti sedangkan di luar sudah terdengar suara klaskson mobil yang Rain tebak bahwa itu Jaemin.
Mereka memang mengadakan perjalanan ini cukup dadakan atau lebih tebatnya malam tadi saat Rain mengantar keluarga Jung serta abangnya ke bandara, sehingga gadis ini tak punya cukup waktu untuk mempersiapkan barang bawaanya.
"Rain where are you!?" suara melengking Lami terdengar dari lantai bawah hingga ke kamar Rain.
"Di atas!" jawab gadis ini dengan sedikit berteriak siapa tahu saja Lami tidak mendengar suaranya karena terlalu sibuk berdebat dengan Haechan.
Brak...
"Astaga Rain lo masih packing!"
Lami baru saja mendobrak pintu kamarnya dan berteriak di depan pintu dengan Jisung dan Hina yang berada di belakangnya dengan menggeleng-gelengkan kepala mereka.
"Lagian kalian ngasih taunya dadakan" gerutu Rain sambil menutup koper yang sudah selesai ia packing.
Untungnya saja hari ini Rain tidak terlambat bangun jadi masih ada waktu untuk berkemas, kalau tidak mungkin Rain cukup membawa diri dan membeli semua keperluanya disana dengan minta dibayari Chenle.
"Ya jangan salahin gue dong! Noh salahin Echan napa baru ngomong semalem!" ucap Lami dengan sengit karena moodnya hari ini cukup buruk dengan kedatangan Haechan dan Jaemin pagi tadi di rumahnya dengan segala kerusuhan yang mereka bawa sehingga membuat beberapa tetangganya terganggu.
"Udah elah malah ribut disini" lerai Jisung yang kini mendorong pelan tubuh Lami yang menghalangi jalan dan menghampiri Rain atau lebih tepatnya mengambil koper dari genggaman gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJUN [TERBIT]
FanfictionTeruntuk Renjun Jangan lupa sarapan ya, karena pura-pura lupa itu butuh tenaga. Dan lo harus inget gak semuanya bisa lo sholawatin Njun, sebenernya bisa tapi harus pake usaha juga dong Njun jangan kaya nyantet tapi halal. Jangan suka sholawatin fo...