Jaemin merebahkan tubuhnya di atas kasur yang tentunya ada di kamarnya. Perjalanan pulangnya bersama Renjun dan Jeno sempat membuat mereka menjadi detektif dadakan dengan Renjun yang ngotot menunggu sampai jemputan Rain datang namun hanya melihatnya dari jauh atau lebih tepatnya mereka bertiga memperhatikan Rain dari dalam mobil.
Jaemin sangat bingung dengan sikap Renjun yang terlalu tsundere, memang apa salahnya jika pemuda itu menawarkan bantuan secara langsung atau sekedar menemani Rain menunggu jemputannya tapi nyatanya pemuda bermarga Huang itu lebih suka untuk menjaganya dari jauh.
Bahkan Jaemin dan Jeno sempat dibuat heboh saat Rain terlihat memeluk seorang laki-laki yang keluar dari dalam mobil yang menjemput gadis itu, malah mereka berdua sempat mengira bahwa laki-laki itu adalah pacar dari seseorang yang selalu Renjun perhatikan meski dari jauh.
Jika bukan karna Renjun yang menjelaskan bahwa laki-laki itu adalah sepupu dari gadis itu, mungkin besok Jaemin dan Jeno akan membombardir Rain dengan berbagai macam pertanyaan yang tak mampu untuk di jawab.
Renjun bilang laki-laki itu adalah Jaehyun, sepupu Rain dari pihak ibu. Entah kenapa Jaemin berfikir bahwa Renjun sangat mengetahui seluk beluk tentang mantan wakilnya itu, jika Jaemin belum mengetahui bahwa Renjun dan Rain pernah dekat sejak dulu mungkin Jaemin akan mengira jika Renjun itu penguntit yang mengikuti Rain kemanapun dia pergi sehingga pemuda itu tau hampir semuanya tentang Rain.
Awalnya baik Jaemin maupun Jeno sejujurnya ingin sekali menanyakannya banyak hal yang selama ini mengganggu fikiran mereka tentang hubungan Renjun dan Rain, tak ada yang benar-benar mengerti atau tau apa yang sebenarnya terjadi pada dua manusia itu tapi sayang sekali Renjun memutuskan untuk langsung pulang setelah mengantar Jeno ke rumahnya dan Jaemin sendiri tidak bisa menahannya terlalu lama jika dia sendirian dan akhirnya kali ini Renjun berhasil lepas kembali dari semua pertanyaan Jaemin maupun Jeno.
Baru saja fikirannya ingin menjelajah lebih dalam tentang hubungan percintaan para sahabatnya yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengannya namun sang ibu tercinta sepertinya sudah merindukannya.
"JAEMIN! TURUN SAYANG!" suara teriakan maminya Jaemin terdengar ke seluruh penjuru rumah, mungkin tetangga juga mendengar suara teriakan ala mami Jaemin yang suka ngebangunin kucing tetangga.
"IYA MIH SEBENTAR!" Jaemin menjawabnya tak kalah kencang dari teriakan sang mami, namanya juga emak sama anak pasti sebelas duabelas. Karna tak mau maminya tercinta menunggu lama, akhirnya Jaemin bergegas turun meski belum sempat mengganti seragamnya dengan pakaian rumahan.
Dari arah anak tangga Jaemin dapat melihat maminya yang lagi sibuk menata piring untuk makan siang mereka, sedangkan ayahnya mungkin akan pulang malam karna beberapa hari yang lalu sudah sering pulang cepat dengan alasan quality time untuk keluarga mereka.
"Sini makan siang dulu sama mami, abis ini tolong anterin makanan kerumah Renjun ya, soalnya tadi mamanya Renjun telphone katanya mereka masih di luar kota jadi takutnya Renjun cuma makan-makan Junk food, jadi nanti biar mami yang nganter makan siang buat ayah kamu" ucap maminya saat Jaemin sudah duduk di meja makan dan Jaemin hanya mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJUN [TERBIT]
FanfictionTeruntuk Renjun Jangan lupa sarapan ya, karena pura-pura lupa itu butuh tenaga. Dan lo harus inget gak semuanya bisa lo sholawatin Njun, sebenernya bisa tapi harus pake usaha juga dong Njun jangan kaya nyantet tapi halal. Jangan suka sholawatin fo...