28. Olahraga

1.5K 243 23
                                    


Ayo like dan komen aku maksa 😁

▄︻̷̿┻̿═━一🕺

Dulu Rain sangat membenci jam pelajaran olahraga, dia hanya benci berpanas-panasan dan berkeringat membuat badanya bau dan lengket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu Rain sangat membenci jam pelajaran olahraga, dia hanya benci berpanas-panasan dan berkeringat membuat badanya bau dan lengket. Sebenarnya Rain bukanlah gadis yang benar-benar tidak menyukai sesuatu hanya karena merusak penampilannya hanya saja dia tidak suka ketika berada di bawah sinar matahari dengan sangat lama, kulitnya sedikit sensitif ketika terpapar langsung dengan matahari akan memerah dan terkadang kulitnya akan terbakar jika panasnya benar-benar membuatnya ingin menangis dan masuk kedalam lemari pendingin.

Namun mau tidak mau kali ini dia harus merelakan dirinya untuk berpanas-panasan dengan para siswa lainnya di tengah lapangan basket outdoor yang berada tepat di depan kelas Yiren, hari ini kelas Rain akan mengambil nilai untuk permainan bola besar atau basket yang sempat ditunda kemarin karena keadaan yang tidak memungkinkan.

Dan perlu diingatkan jika Rain tidak terlalu pandai untuk mendribbling apalagi mengshoot bola ajar memasuki ring, itu terdengar mustahil bagi Rain. Dia selalu tidak pandai dalam olahraga kecuali panahan, sejak kecil Rain sangat suka berlatih memanah dengan Johnny dan beberapa teman kakaknya itu.

"Sumpah sih pak Dadang mana sih lama banget dah" gerutu Lami sambil mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangan.

Mereka sedang duduk di pinggir lapangan sembari menunggu pak Dadang guru olahraga mereka datang, di sebrang lapangan Rain dapat melihat interaksi antara Renjun dan Yiren yang sedang berbincang sembari sesekali tertawa bersama, gadis itu sepertinya sedang freeclass sehingga bisa menyaksikan Renjun di lapangan outdoor.

"Gak tahu apa panas banget disini, apalagi nih tetangga sebelah gue makin panas ngeliat yang disebrang" ucap Hina dengan nada menyindir sambil menyenggol pelan Rain yang ada di sebelahnya.

"Gak usah sampe segitunya kali Rain, awas tuh matanya keluar loh" ledek Lami sambil di selingi kekehan.

"Ih apaan sih, gue biasa aja kok" Rain mencoba mengelak namun memang nyatanya dia tidak bisa mengalihkan pandanganya dari dua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu, sedangkan Lami dan Hina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan tingkah sahabatnya itu.

Sedangkan Jeno yang sedang berteduh di pinggir lapangan disisi lain bersama Jaemin, Haechan, Chenle dan Jisung terus memperhatikan Hina dari jauh dan tentu saja Hina dapat merasakan jika pemuda Lee itu terus memperhatikannya namun dia hanya pura-pura tidak tahu.

"Udahlah Jen, slow jangan buru-buru nanti lo salah langkah lagi, biarin dulu Hina nenangin fikirannya dulu kalo udah waktunya lo juga bakal balik lagi kaya dulu" ujar Jaemin tengah berdiri disamping Jeno yang terduduk dengan bola basket disampingnya.

"Sumpah ya itu si kokoh China pengen banget gue slepet" gerutu Jisung yang sedang duduk disamping Chenle sedangkan Chenle sendiri yang mendengar gerutuan pemuda itu merasa terpanggil dengan 'kokoh China' itu.

RENJUN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang