22) Dimension of Imagination

51 3 90
                                        

Avelina menatap takjub sekelilingnya. Lubang hitam itu membawa mereka sampai di sebuah tebing yang sangat tinggi. Disungguhkan dengan pemandangan indah jauh di bawah. Pepohonan, burung-burung beterbangan, kabut yang menutupi sebagian pemandangan itu membuatnya semakin indah.

Avelina baru sadar jika dia baru saja masuk melalui batang pohon, gadis itu langsung menoleh ke ayahnya yang ternyata juga sedang menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Avelina baru sadar jika dia baru saja masuk melalui batang pohon, gadis itu langsung menoleh ke ayahnya yang ternyata juga sedang menatapnya. Pasha sedang berbicara dengan burung elang besar yang bertengger di tangannya.

Berbicara dengan burung?

"Apa kita sedang berada di Wonderland?" tanya Avelina asal menyebutkan salah satu judul film kesukaannya, Alice In Wonderland.

"Kita sudah berada di Dunia Imajinasi, Avelina."

"Tempat ini akan menjawab semua pertanyaan dan semua keanehan yang kau alami belakangan ini," tambah David lagi.

Avelina merenung. Ekor matanya tidak sengaja menangkap kepulan asap yang menghalangi keindahan awan di sebelah barat. Gadis itu memusatkan pandangannya, matanya tertuju pada sebuah perkemahan kecil di lapangan hijau yang membentang. Avelina menyipitkan matanya saat yakin melihat sekurumunan orang.

"Apa terjadi lagi?!" tanya David tiba-tiba pada Pasha. Pasha langsung mengangguk mengiyakan. Avelina membuyarkan pandangannya.

"Pagi tadi, salah satu prajurit penjaga meninggal di tempat jaganya dan dua orang kaki tangan Pangeran Thomas menghilang."

David menghela nafas panjang, "Sepertinya mereka sudah mulai berani bertindak jauh, kalau kita lengah maka kita akan kalah lagi,"

Avelina yang sedari tadi tidak mengerti apa yang mereka bicarakan langsung mengambil alih, "Tolong, jangan buat aku semakin bingung. Jelaskan dulu, dimana ini? Kenapa aku di bawa ke sini? Sebenarnya tempat apa ini? Ah, ya ampun kepalaku jadi sakit."

Pasha tertawa renyah mendengar celetukan Avelina kemudian melanjutkan pembicaraan dengan burung kesayangannya.

"Ayo, Avelina." David hendak menggenggam tangannya.

Avelina menarik tangannya, "Ayo? Ayo kemana?"

David tidak menjawab. David menutup matanya seolah sedang menghirup banyak udara, tidak lama kaki David melayang, pria itu terbang. Mata Avelina membesar seketika. Gadis itu mundur beberapa langkah sangking terkejutnya.

"A-Ayah?"

David berkata, "Naik ke punggung ayah, Avelina."

Avelina menggeleng-geleng, "Apa?"

"Cepat!" seru David.

"Tapi-" Avelina masih ragu.

"Ayo! Semuanya akan aku jelaskan nanti. Percayalah pada Ayah."

Avelina melangkah ragu ke ayahnya yang sedang melayang-layang, matanya tidak berhenti menatap kedua kaki David yang tidak berpijak di tanah. "Aku ini berat, Ayah."

IMAGINATION - New RevisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang