"Sandinya?"
Avelina mengeryit, "Sandi?"
Pasha memberikan bisikan kepada salah satu penjaga. Penjaga itu mengangguk kepada temannya. Gerbang akhirnya dibuka. Mereka dipersilahkan masuk.
"Kenapa kau tertawa?" Pasha melirik Avelina sinis.
"Kata sandi? Seperti kuis berhadiah saja."
Avelina melotot tajam saat Pasha mempercepat langkahnya. Pria itu berusaha menjauh dari gadis itu.
"Tolong, jangan banyak tingkah." Pasha buru-buru mengingatkan begitu melihat Avelina hendak memegang guci emas di sisi pintu istana.
Avelina mendengus. Seorang pemuda berjas hitam menghampiri mereka. Avelina terpekur sebentar. Pemuda dengan wajah mengilat itu tampak menyita perhatiannya. Kumis tipis menghiasi bagian atas bibirnya.
"Ah, Kak Pasha. Apa ada yang dapat saya bantu?" Pemuda itu tersenyum.
Laki-laki ini pakai sunblock? Wajahnya mengilat sekali, batin Avelina.
"Aku ingin menemui Bibi Margaretha."
Pemuda itu melepas sarung tangannya, "Apa sudah buat janji sebelumnya?"
"Belum, Lukas. Tapi ini perintah Tetua," kata Pasha. Pemuda yang mempunyai nama Lukas itu melirik Avelina. Kemudian Pasha melanjutkan, "Ini Nona Avelina."
"Ya ampun. Maaf membuat kalian menunggu. Mari saya antar." Pemuda itu kembali memakai sarung tangan. Lalu, tangannya membentang mempersilakan masuk.
Avelina menundukkan sedikit tubuhnya saat melewati beberapa maid istana yang menyambut mereka. Gadis itu sedikit canggung.
"Wow!"
Pasha menengadah ke atas, "Itu refleksi."
"Refleksi?"
"Refleksi dari Pinwheel Galaxy atau Galaksi Kincir Angin." Pasha melirik Avelina dan bertanya, "Kau tahu refleksi, 'kan?"
"Tapi ini bergerak. Astaga! Indah sekali." Avelina berdecak kagum.
Pasha tertawa tidak enak hati kepada para pegawai istana. Pria itu tersenyum kecut.
"Refleksi adalah umpan balik di luar kesadaran sebagai jawaban atas suatu hal atau kejadian yang datang dari luar." Lukas menyerobot menjelaskan. Pria berkumis tipis itu menyugar rambutnya sebentar.
"Refleksi adalah kebalikan dari imajinasi. Refleksi terjadi di luar kesadaran, sedangkan imajinasi terjadi harus dalam kesadaran." Pasha melanjutkan.
Avelina garuk-garuk kepala. Pasha pasrah, sepertinya dia harus mengajari banyak hal padanya. "Sudahlah, ayo."
Lukas kembali membimbing mereka menuju perpustakaan istana untuk bertemu Bibi Margareth. Seiring berjalan, Lukas tidak berhenti menjelaskan seluk beluk istana kepada sang tamu, khususnya tamu spesial. Lukas berkali-kali tersenyum pada gadis berambut hitam legam itu.
"Hei, dia ini sebenarnya kenapa?" Avelina berbisik kepada Pasha yang berjalan di sebelahnya.
Pasha mengikuti sorot pandang Avelina. Lukas yang gadis itu maksud. "Memangnya dia kenapa?"
"Dari tadi dia melihatku terus."
Pasha menjawab ketus, "Kau terlalu ge-er."
"Kurang ajar."
Saat berjalan di koridor, Avelina tidak berhenti terpana melihat megahnya Istana Zethura. Struktur bangunan yang klasik namun terlihat megah. Dinding berplester ukiran berwarna gelap terlihat di sepanjang koridor penghubung ruang depan menuju ruang utama istana. Tidak banyak yang Lukas bisa jelaskan saat itu karena dia harus pergi melayani ratu, begitu katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION - New Revision
FantasyKetidakpercayaannya pada sebuah keajaiban malah membawa Avelina Evangelin masuk ke dalam dunia tidak masuk akal. Takdir seolah memilihnya untuk melanjutkan suatu misi yang tidak pernah berhasil di suatu dimensi lain. Siapa sangka, jika orang-orang...