Jangan anggap enteng sebuah perlakuan pada wanita. Karena kamu tidak tahu perasaan dia yang sebenarnya. Bagaimana kalau dia menganggap lebih dari sebuah perlakuanmu itu?
~ PRESSURE ~
"HAHAHA PERGI LO JAUH-JAUH DARI GUE!" Alleta tertawa keras, memegang kepalanya yang terasa berat dan pusing.
Suara dentuman musik terdengar sangat keras di setiap penjuru klub malam. Lampu gemerlap membuat mereka semakin asik dalam dunianya. Tak terkecuali Alleta yang selalu melarikan dirinya ke klub malam di setiap punya masalah.
"Lett mending lo balik deh." ujar salah satu teman Alleta, memegang lengan Alleta saat gadis itu oleng ke samping. Lalu membawanya duduk di depan meja bar.
"G-gue seneng banget dia pergi. Akhirnya gue bebas! BEBAS!" seru Alleta seperti orang gila. Tertawa keras kemudian meringis, menumpukkan kepalanya di meja di atas lipatan tangan.
"Gue anter lo balik yuk." ujar temannya lagi. Namun tangannya di tepis kasar oleh Alleta.
"PERGI YANG JAUH LO ALVINA! GUE BENCI SAMA LO!"
Temannya mundur ke belakang saat Alleta kembali seperti orang kesetanan. Tak lama kemudian Alleta memegang kepalanya yang terasa makin sakit, meringis pelan kembali menumpahkan kepalanya di atas lipatan tangan.
"Kenapa Nad?"
Nadia menoleh ke samping, menggeleng pelan sembari menatap Alleta nanar. Merasa iba dengan keadaan temannya itu. "Kayaknya ada masalah lagi."
Suara isak tangis terdengar sangat pilu begitu kedua gadis itu mendekat ke samping kanan-kiri Alleta.
"Kenapa hidup gue harus gini. Gue cape. Gue pingin kaya orang-orang." racau Alleta.
Kedua temannya saling pandang, lalu bergerak membantu Alleta berdiri. Baru satu langkah Alleta langsung jatuh pingsan membuat kedua temannya yang tidak siap atas pergerakan Alleta ikut terjatuh.
"WOY TOLONGIN!" teriak Nadia memandang sekeliling. Beberapa orang langsung mengerubungi Alleta namun tidak ada satupun yang bergerak membantu mereka.
Tiara berdecak. "Bantuin! Kenapa pada diem-diem doang!" sentak gadis itu.
Seorang cowok langsung menerobos masuk, menatap kedua teman Alleta dengan pandangan bingung. "Ada apa ini?"
"Hai cantik." ujar teman cowok itu begitu berdiri di sebelahnya.
"Bukan waktunya godain cewek bego." teman satunya lagi ikut berseru.
"LO NGGAK LIAT?! INI ADA ORANG PINGSAN BANTUIN KEK!" Nadia kembali berteriak greget. Membuat cowok itu tersadar. Lantas mengambil alih Alleta dari pangkuan kedua temannya. Tangan cowok itu bergerak menelusup ke belakang tengkuk dan lutut Alleta. Kemudian segera membawanya pergi keluar klub. Diikuti teman-temannya di belakang cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen Fiction'Ketika angan-angan menjadi sebuah harapan' --- Sebuah tekanan menjadi satu alasan bagaimana sebuah pribadi seseorang terbentuk. Alvina Alvatha, si gadis cantik dan kalem hidup di dalam lingkaran keluarga yang menurutnya menekan jiwa. Alvina yang se...