Hai ketemu lagi ya!
Siapa yang masih nunggu kisah Erlangga dan Alvina? Absen dulu dong!
Enjoy guys!
Happy reading!Senyuman itu. Tanpa kamu sadari membuat orang lain menyukainya lebih lama lagi.
~ PRESSURE ~
Beberapa menit lagi waktu yang di tunggu-tunggu semua murid SMA Cakrawala akan segera datang.
Bel tanda pulang sekolah berbunyi, membuat semua siswa siswi buru-buru merapihkan barang bawaan nya untuk segera pulang ke rumah masing-masing.
Beda halnya dengan Alvina yang masih setia duduk di tempatnya. Dengan malas cewek itu merapikan alat tulisnya dan di masukkan ke dalam tas.
"Lo pulang naik apa, Vin?" tanya Sheryl sambil mengemaskan buku-buku yang ada di meja nya.
"Di jemput kayaknya, kenapa?"
"Gak papa nanya aja."
Alvina mengangguk pelan. Lalu menggendong tas ranselnya di punggung. "Ya udah kalo gitu gua duluan ya."
"Iya hati-hati" jawab Sheryl dan fidelya bersamaan.
Kedua alis Sheryl tertaut begitu Alvina sudah melegang pergi dari kelas dengan langkah terburu-buru. "Tumben Vina buru-buru banget, kenapa ya, Del?" ucap Sheryl
Fidelya mengendikkan bahunya tidak tahu. "Mana gue tau. Ada keperluan kali."
•••
Sebenarnya alasan Alvina terburu-buru karena tidak mau pulang bersama Erlangga. Alvina takut kalau Erlangga nekat menemuinya di kelas nanti dua sahabatnya yang bakal heboh. Alvina terlalu malas untuk berurusan dengan anak brandal seperti Erlangga.
Saat sampai gerbang sekolah Alvina mencari mobil yang biasa menjemputnya, namun sepertinya jemputan nya belum sampai. Karena tidak ingin bertemu dengan Erlangga Alvina menunggu jemputan nya di halte depan sekolah.
"Bukannya gue udah bilang nanti kita pulang bareng ya?" tanya seseorang saat Alvina sedang fokus dengan ponselnya.
Alvina tersentak lalu menoleh. "Gue gak mau " jawab Alvina ketus
"Tapi gua gak nerima penolakan" jawab Erlangga dengan sudut bibir terangkat.
"Bisa gak sih lo nggak usah gangguin gue?" tanya Alvina sinis. Raut wajahnya terlihat begitu sangat kesal.
"Gue bukan gangguin lo, tapi gua jagain lo. Kan lo pacar gue." sejak penolakan cintanya di tengah lapangan tanpa sadar Erlangga jatuh ke dalam permainannya sendiri. Tetapi cowok itu bertekad kalau dia hanya sebatas ingin tahu kehidupan Alvina. Tidak lebih dari itu.
"Pacar? Sejak kapan gue jadi pacar lo? Udah deh, mending lo pergi, nggak usah ganggu gue." usir Alvina.
Saat Erlangga ingin membalas perkataan Alvina dering telepon dari ponsel Alvina berbunyi. Alvina memandang Erlangga yang tengah cengengesan sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Genç Kurgu'Ketika angan-angan menjadi sebuah harapan' --- Sebuah tekanan menjadi satu alasan bagaimana sebuah pribadi seseorang terbentuk. Alvina Alvatha, si gadis cantik dan kalem hidup di dalam lingkaran keluarga yang menurutnya menekan jiwa. Alvina yang se...