Ini tentang kamu. Seseorang yang berhasil membuat ku bahagia walaupun dalam waktu yang cukup singkat.
~ PRESSURE ~
Malam ini Alleta menghadiri pesta ulang tahun bersama kedua temannya di sebuah hotel bintang lima di ibu kota. Alleta datang dengan Tiara dan Nadia, ketiganya memakai gaun yang warnanya senada. Warna merah.
Setelah memarkirkan mobil di parkiran hotel, Alleta dan Tiara menunggu Nadia di lobby hotel. Begitu Nadia menghampiri keduanya, barulah mereka berjalan menuju ballroom hotel.
Saat keduanya masuk, mereka di sambut dengan meriah oleh teman-temannya. Tak heran, Alleta, Tiara dan Nadia adalah jajaran siswi famous di sekolahnya.
Denia, si penggelar acara mempersilahkan Aletta dan kedu temannya duduk dalam satu meja. Mereka menurut. Sembari menunggu acara mereka mengobrol bersama.
"Lo ngundang siapa aja Den? Rame bener." ujar Alleta. Tak dapat di pungkiri, tamu dari jajaran kaum atas ikut menghadiri pesta ulang tahun Denia.
Denia adalah satu satu donatur di sekolahnya. Dia juga termasuk jajaran cewek famous sekolah makanya dari situ dia bisa berteman dengan Alleta.
"Cuma temen dekat aja sih. Terus kerabat ayah sama mama gue. Keluarga besar juga hadir."
Tiara menggeleng tak percaya, speechless. "Temen deket lo? Segini banyaknya?" ujarnya tak bisa berkata-kata.
Denia tertawa renyah. Beginilah kehidupan. Dia memang mempunyai banyak teman, tapi mereka mau berteman karena tahu kalau Denia itu kalah. Tak jarang dari seberapa banyak mereka, ketika Denia butuh mereka sibuk dengan dunianya. Hanya beberapa yang memang benar-benar tulus berteman dengannya.
Sama seperti Alleta. Dulu dia mempunya banyak teman. Harta kedua orang tuanya yang berlimpah membuat Alleta selalu di dekati orang orang yang cari perhatian padanya untuk berteman. Alleta tidak buta saat mereka hanya berteman untuk memanfaatkan Alleta. Iya, Alleta yang selalu mengeluarkan uang saat main dan belanja.
Namun semua itu dulu. Saat Alleta masih terlalu kecil untuk memahami orang orang munafik. Sekarang tidak lagi, Alleta punya dua teman yang selalu ada untuknya saja dia sangat senang. Tiara dan Nadia tidak memandang dari seberapa banyak harta yang Alleta punya. Ketika Alleta benar-benar jatuh. Mereka berdua selalu ada untuknya, untuk menjadi sandaran dan tempat berkeluh kesah.
Ucapan sang mc membuat mereka menghentikan obrolannya. Denia naik ke atas panggung kecil. Acara ulang tahun akan segera di mulai.
Alleta tak fokus pada acara. Gadis itu menyangga dagunya dengan tatapan kosong yang memandang ke arah depan. Saat sesi potong kue, lalu di susul Denia yang mencium kedua orang tuanya membuat Alleta sadar dari lamunannya. Tanpa dia sadari, air matanya turun. Melihat bagaimana ibu Denia mencium putrinya dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen Fiction'Ketika angan-angan menjadi sebuah harapan' --- Sebuah tekanan menjadi satu alasan bagaimana sebuah pribadi seseorang terbentuk. Alvina Alvatha, si gadis cantik dan kalem hidup di dalam lingkaran keluarga yang menurutnya menekan jiwa. Alvina yang se...