21. Kembali?

988 96 1
                                    

Aku masih membutuhkan waktu untuk benar-benar kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih membutuhkan waktu untuk benar-benar kembali

~ PRESSURE ~

"Makasih." ujar Alvina setelah turun dari motor Erlangga.

"Sama sama." jawab Erlangga dengan senyum manisnya.

"Ya udah kalo gitu gue masuk ya." ujar Alvina yang di balas anggukan oleh Erlangga.

Alvina memasuki halaman rumah dengan senyuman manis namun sirna begitu saja ketika melihat tiga orang yang selama beberapa Minggu ini Alvina hindari.

"Sayang nya mama udah pulang. Masuk yuk, mama udah masak masakan kesukaan kamu." ajak Andin membuat Alvina sadar dari lamunannya.

Alvina berlalu begitu saja meninggalkan ketiga orang tersebut seperti menganggap mereka tidak ada.

"Vina ke kamar dulu ganti baju ya." pamit Alvina tersenyum tipis.

"Mama tunggu di meja makan ya sayang." ujar Andin.

Zerlin yang melihat kedekatan anak nya dengan kakak nya merasa iri. Saat bersama Andin, Alvina terlihat bahagia. Senyum yang selalu dia sembunyikan setiap bersama Zelin selalu hadir ketika sedang bersama Andin. Bahkan sepertinya Andin lebih tahu semua hal tentang Alvina di banding Zelin, ibu kandungnya sendiri.

"Bunda kenapa ngelamun?" tegur Alleta menyadarkan Zelin dari lamunannya.

"Gak papa sayang." jawab Zelin tersenyum penuh arti.

Alleta sebenarnya tahu apa yang sedang bunda nya pikirkan. Alleta menjadi merasa bersalah karena sikap nya kepada Alvina membuat keluarga nya menjadi semakin renggang. Alleta tahu seberapa besar usaha bunda dan ayah nya untuk mengembalikan keluarga kita seperti dulu. Keluarga yang penuh dengan kebahagiaan. Keluarga yang menjaga satu sama lain. Tapi yang di lakukan Alleta malah sebaliknya.

"Eh kok malah pada bengong. Ayo sini aku sudah buat makan siang. Makan dulu yuk." ajak Andin yang di balas senyuman oleh ketiga orang tersebut.

•••

Alvina memasuki kamarnya lalu membaringkan tubuhnya di istana ternyaman nya. Menatap langit-langit kamar dengan perasaan gelisah. Untuk apa mereka kesini? Itu yang ada di pikiran Alvina sekarang.

"Oke Vina lu bisa. Gak boleh terlihat lemah." ujar Alvina menyemangati diri sendiri.

Dengan langkah gontai Alvina berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah berganti pakaian Alvina turun untuk menuju meja makan seperti yang di katakan Andin tadi.

PressureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang