Aku harap hadir nya kamu mendatangkan kebahagiaan bukan kesedihan, aku bosan selalu merasa sedih.
~ PRESSURE~
Seperti hari-hari biasanya Alvina bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tadi Erlangga sudah mengirimkan pesan kalau dia sudah jalan menuju rumahnya. Padahal Alvina sudah bilang kalau dia akan di antar supir dan dia sedang tidak ada di rumahnya. Namun bukan Erlangga namanya kalau tidak keras kepala, akhirnya Alvina mengalah lalu memberikan alamat rumah mamanya. Alhasil Alvina sekarang sedang menunggu Erlangga di depan teras rumah.
"Pagi pacar." sapa Erlangga penuh semangat.
"Muka lo kenapa?" tanya Alvina melihat muka Erlangga yang sedikit lebam.
"Cie perhatian jadi makin sayang." ujar Erlangga mengacak acak rambut Alvina.
"Ck berantakan Erlangga." kesal Alvina menepis tangan Erlangga.
"Tetep cantik kok."
"Lo belum jawab pertanyaan gue." ujar Alvina.
"Yang mana?" tanya Erlangga pura-pura lupa.
"Muka lo kenapa." tanya Alvina untuk kedua kalinya.
"Biasa cowok." jawab Erlangga.
"Gak semua masalah harus di selesaikan dengan berantem." ketus Alvina.
"Iya sayang." jawab Erlangga.
"Gak usah panggil gue sayang." ujar Alvina.
"Ya udah iya. Yuk berangkat nanti keburu telat." ajak Erlangga.
Alvina menaiki motor Erlangga. Entah kenapa Erlangga merasa senang jika di perhatikan Alvina, padahal dia sudah sering di perhatikan ceweknya yang lain. Namun berbeda ketika Alvina yang perhatian dengannya. Ada rasa tersendiri yang membuat Erlangga nyaman saat di perlakukan seperti tadi oleh gadis dingin itu.
Sesampai di sekolah banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Alvina gadis dingin yang memiliki banyak rahasia berangkat bareng dengan seorang Erlangga Edward, seorang fuckboy di SMA Cakrawala. Bukan suatu yang biasa melihat kedua orang itu bersama, membuat semua orang menatap mereka dengan bingung.
"Makasih." ujar Alvina ketika turun dari motor Erlangga.
"Sama-sama cantik." jawab Erlangga merapikan rambut Alvina yang sedikit berantakan karena terbawa angin.
Perlakuan Erlangga kepada Alvina membuat cewek-cewek yang melihat teriak histeris. Banyak pasang mata yang melihat Alvina iri karena bisa di perlakukan seperti itu dengan Erlangga.
Mereka pacaran?
Yah berkurang dong populasi cogan di sini.
Palingan di jadikan korban selanjutnya.
Perkataan salah satu siswi SMA Cakrawala membuat Alvina kepikiran. Apa benar Erlangga hanya menjadikannya korban selanjutnya?
"Gue bisa rapihin sendiri." ketus Alvina menepis tangan Erlangga kasar.
"Gak usah di dengerin. Mereka cuma iri sama lo." ujar Erlangga tahu apa yang di pikirkan oleh Alvina sekarang.
"Udah lah gue mau ke kelas sebelum fans berat lo itu pada nyinyir." sindir Alvina.
"Makasih tumpangannya." ujar Alvina. Langkah kaki Alvina seketika berhenti ketika Erlangga mencekal tangannya.
"Apa lagi?" tanya Alvina kesal. Erlangga hanya terkekeh gemas melihat muka Alvina yang memerah karena menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Teen Fiction'Ketika angan-angan menjadi sebuah harapan' --- Sebuah tekanan menjadi satu alasan bagaimana sebuah pribadi seseorang terbentuk. Alvina Alvatha, si gadis cantik dan kalem hidup di dalam lingkaran keluarga yang menurutnya menekan jiwa. Alvina yang se...