Ketika sebuah legenda tragis terulang kembali, akankah mereka bisa melawannya kali ini? Dapatkah mereka mengubah semuanya seperti sedia kala?
Seperti kehidupan yang damai, aman dan tentram tanpa adanya gangguan? Atau iblis malah menguasai dunia mer...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
Diyakini bahwa ribuan tahun yang lalu, seekor binatang iblis yang paling jahat dan ganas dari jenisnya berkeliaran di sebuah negeri. Dia menggunakan nama Lilith dan telah menghancurkan ribuan keluarga dengan membunuh para ibu dan bayi.
Dia melanjutkan pembantaiannya selama ratusan ribu tahun, sampai Tuhan memutuskan bahwa dia sudah lelah dengan kesalahan yang dibuat oleh Lilith. Dia memberkati tiga belas manusia pemberani dengan kekuatan khusus untuk menjebak binatang iblis itu dalam sebuah rantai.
Ketiga belas manusia itu bertarung melawan Lilith dengan sekuat tenaga, dan sebagai pemenang dari pertempuran berdarah itu. Mereka berhasil menjebak Lilith dengan menghancurkan jiwanya menjadi tiga bagian, lalu menempatkan masing-masing di dalam tiga batu permata ajaib yang melekat pada rantai.
Perdamaian telah dipulihkan di seluruh negeri. Dari ketiga belas manusia pemberani hanya tiga orang yang selamat, dengan tubuh lemah dan hati yang berat, karena kehilangan orang yang mereka cintai dan para sahabat. Mereka bersumpah akan memastikan bahwa Lilith tidak akan pernah berjalan lagi di negeri ini.
Mereka menghabiskan 10 hari untuk menemukan bagaimana caranya menghancurkan Lilith sepenuhnya. Tetapi jika jiwanya hancur, iblis itu tetap terlalu kuat untuk dimusnahkan. Karena putus asa, ketiganya memutuskan untuk menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki dengan menyatukan semua batu permata.
Tapi sayang sekali tidak ada yang berubah. Setelah mengeluarkan terlalu banyak tenaga dan energi, ketiganya terbaring lemah tak berdaya menunggu kehidupan akhir mengalir keluar dari tubuh mereka.
Saat menghirup napas terakhir, sebuah cahaya terang turun ke atas kepala mereka. Ketiganya tersenyum dan mengangguk, seolah-olah cahaya itu sedang berbicara.
Dan seketika cahaya itu menghilang, begitu juga kehidupan mereka.
