RR[24]-Rumah Raihan

114 18 23
                                    

Ada yang nungguin ga?

Langsung baca aja ya guys,jangan lupa votenya juga ehehhe.

🐼🐼🐼

“Raihan! Sebagai permintaan kedua pas lo kalah main basket kemarin, gue mau lo bantuin gue ngerjain PR.”

Suara Raina, membuat Raihan sedikit menoleh ke samping. “PR apa?” tanya cowok itu yang masih fokus mengendarai motornya.

“Matematika, banyak banget lagi. 10 soal, belum lagi anak-anaknya.” jawab Raina seraya mendekatkan kepalanya ditelinga Raihan.

Raihan mengangguk singkat sebagai jawaban. Cowok itu kembali fokus dengan jalan raya di depannya.

“Loh, kok belok kanan sih? Rumah gue kan belok kiri.” tanya Raina dengan alis yang berkerut.

“Kerumah gue.” balas Raihan singkat.

Raina terdiam. Maksud Raihan, mereka sekarang akan ke rumah cowok itu? What the..

“Kenapa ke rumah lo?” tanya Raina dengan suara yang tak santai.

Cowok itu sedikit menolehkan kepalanya kesamping. “Caca mau ketemu lo.” katanya.

Memang benar, Caca mengatakan ingin bertemu dengan Raina tadi. Bahkan gadis kecil itu merengek meminta Raihan membawa Raina kerumahnya. Itulah alasan, mengapa Raihan memaksa Raina untuk pulang bersama. Entah kenapa Caca bisa akrab secepat itu dengan Raina.

Raina terdiam mematung. Jika dirumah Raihan, itu berarti ada keluarganya juga. Raina jadi menggigit pipi bagian dalamnya sekarang, gadis itu mendadak gugup.

Tak lama kemudian, Raihan menghentikan motornya tepat di depan rumah mewah bernuansa Eropa ini. Raina turun dari motor dan sibuk menatap sekelilingnya.

“Ayo masuk.” suara Raihan membuat Raina tersadar.

Gadis itu dengan cepat menahan pergelangan tangan Raihan. “Kok gak bilang sih mau kesini?” tanyanya pelan.

“Emang kenapa?” tanya Raihan balik, membuat Raina mendengus.

Raina diam-diam meremas ujung roknya. Raihan yang menyadari kegugupan Raina pun terkekeh pelan.

“Ngapain gugup gitu?” tanya Raihan dengan senyum jahilnya.

Raina dengan cepat langsung memukul lengan cowok itu dan menatapnya tajam. “Apaan sih?!” balasnya.

Raihan pun berjalan terlebih dahulu, membuat Raina mau tak mau harus mengikuti cowok itu.

“Assalamualaikum.” sapa Raihan ketika mereka melangkah memasuki rumah besar itu.

“Waalaikumsalam.” balas seorang wanita setengah baya yang sedang duduk dengan sebuah majalah di pangkuannya.

“Udah pulang, ganteng?” tanya wanita itu.

Raihan mengangguk, dia lalu menyalami tangan bundanya diikuti oleh Raina.

“Ini siapa?” tanya Diandra sambil melirik Raina dengan senyum kecil.

“Temen Raihan, Bun.” jawab Raihan cepat.

“Eh duduk dulu dong.” ajak Diandra, Raina pun tersenyum kecil dan duduk di samping wanita itu.

“Gue ke kamar dulu.” pamit Raihan yang dibalas anggukan kepala oleh Raina.

“Temen Raihan ya? Namanya siapa?” tanya Diandra dengan menghadapkan tubuhnya kepada Raina.

Raina menelan ludah sesaat. “Raina, Tante.” jawabnya sopan.

“Raina? Kaya pernah dengar deh.” ucap Diandra mencoba mengingat.

Raihan & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang