RR[26]-Nervous

113 12 15
                                    

Selamat malam semua..Happy reading😘

🐼🐼🐼

Ruangan OSIS dipenuhi oleh para anggotanya sore ini. Mereka tampak duduk melingkar dengan posisi sang Ketua di bagian pojok. Tujuan berkumpulnya mereka hari ini adalah untuk mengadakan rapat tentang persiapan perayaan hari ulang tahun sekolah mereka.

“Sudah berapa persen persiapannya?”

Suara bernada datar yang terdengar tegas itu menggema di ruang tersebut. Satu persatu anggota kemudian menatap orang yang berbicara, Raihan Satria Bagaskara, selaku Ketua OSIS.

“75%, Pak Ketua.” jawab salah seorang pemuda yang duduk di depan Raihan, dengan nada sok formal.

Raihan mengangguk pelan, tangannya tergerak untuk membuka berkas yang tadi di berikan anggotanya.

“Apa yang kurang?” tanya Raihan lagi dengan tangan yang sudah terlipat di atas meja.

“Pentas seni kayanya masih kurang deh.” ucap Sherin.

“Iya, Han. Cuman tari kreasi, dance, drama, sama puisi. Gimana kalo kita tambah lagi aja?” usul salah seorang pemuda dengan gaya centilnya itu, namanya Nino.

“Boleh juga.” balas Raihan sambil menganggukkan kepalanya.

“Gimana kalo lo juga ikut ngisi acara, Han. Pasti murid yang lain gak bakal bosen.” Sherin memberi usulan.

“Bagus tuh, acara kita ini kan sampe sore, pasti anak-anak pada bosen tuh. Tapi kalo lo juga ikut ngisi acara, gue jamin mereka gak bakal bosen.” ujar Nino menyetujui usulan Sherin.

“Mau tampilin apa?” tanya Raihan meminta pendapat anggotanya.

“Gimana kalo nyanyi aja, Kak? Kak Raihan jago nyanyi kan, aku pernah denger dari snapgram Kak Vano. Bagus banget suaranya.” ujar salah satu anggota kelas sepuluh yang bernama Intan.

“Gue setuju! Gue juga pernah denger pas di kelas.” ucap Sherin dengan antusias.

“Nah, mau ya Pak Ketua, ntar pas pensi nyanyi ya.” bujuk Nino, Wakil Ketua OSIS itu sudah menyatukan kedua tangan di depan wajahnya.

Raihan menghembuskan napas pelan dan mengangguk sebagai jawaban.

“Yes mantap! Gue yakin nanti ciwi-ciwi bakal klepek-klepek denger suaranya Pak Ketua.” ujar Nino sambil bertepuk tangan.

“Nanti penampilan Kak Raihan dibikin terakhir aja sebagai penutup, gimana?” usul Dito yang mendapat persetujuan dari semua anggota.

“Iya, biar jadi salam penutup yang terindah.” balas Nino dengan merentangkan kedua tangannya berlebihan.

“Eh tapi kalo duet juga bagus loh.” kata Sherin dengan tangan yang tergerak mengikat tali sepatunya.

“Duet? Sama siapa?” tanya Raihan dengan alis yang berkerut.

Nino menjentikkan jemarinya, seolah mendapat ide. “Sama Cece Raina aja, Pak Ketua!” sahut cowok dengan gaya cewek itu antusias.

“Raina?”

“Iyaa, jangan remehin loh. Walaupun dia sering dangdutan di kelas, tapi suaranya bagus parah kalo dia serius nyanyinya.” balas Nino dengan hebohnya.

Raihan menatap cowok itu geli, dalam hati ia membenarkan ucapan Nino, karena dia pernah mendengar sendiri gadis itu bernyanyi, dan suaranya lumayan bagus.

“Emang dia mau?” tanya Sherin menaikkan sebelah alisnya.

“Pasti mau dia mah, apalagi sekarang kalian berdua kan deket tuh. Terus duet besoknya, duh pasti banyak yang baper.” ucap Nino lagi, dasar cowok cerewet.

Raihan & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang