RR[6]-Jaga Image

168 27 21
                                    

Happy reading❣

🐼🐼🐼

“RAIHAN!!YUUHUUU!”

Teriakan seorang gadis di pintu kelas 11 Mipa 1 membuat orang yang berada di kelas tersebut menatap pada sang empunya yang sedang menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.

“Ini kelas, Raina! Bukan hutan! Enak aja teriak-teriak.” dengus Bu Weni yang telah berdiri hendak keluar kelas, namun teriakan salah satu siswi nya ini membuatnya menghentikan langkah.

Gadis yang disapa Raina itu hanya mampu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sekarang sudah waktunya istirahat, dengan segera gadis itu melangkah ke kelas tetangga nya itu hendak mengajak Raihan ke kantin bersama.

Namun ternyata para murid belum ada yang keluar kelas, termasuk Bu Weni. Malu Raina!

“Ya maap atuh bu.” hanya kata itu yang mampu diucapkan Raina.

“Baiklah, kalian semua boleh istirahat.” seru Bu Weni yang langsung berjalan keluar kelas.

Saat berpapasan dengan Raina, guru yang terlihat masih muda itu berbisik. “Lagi pdkt ya?” tanyanya sambil tersenyum jahil.

“Iya, doain ya bu.” jawab Raina tanpa rasa malunya.

“Emangnya Raihan mau sama kamu? Bisa mati berdiri dia kalo pacaran sama kamu.” tuhkan, emang dikira Raina ini apa? Apakah dia seorang psikopat yang mampu membuat Raihan mati berdiri?

“Ibu jangan remehin dulu dong, apa sih yang gak bisa dilakuin seorang Raina Calista Adiwijaya.” jawab Raina menyombongkan diri.

“Iya terserah kamu.”

Setelah Bu Weni pergi, Raina langsung memasuki kelas itu dan menghampiri Raihan yang sudah berdiri dari duduknya.

“Raihan! Jadi kekantin bareng kan?” tanya Raina.

“Ciee ke kantin bareng, kayaknya kita bakal dapat pj nih.” seru Juan sambil tersenyum jahil.

“Iya, ada bau bau pdkt nih kayaknya.” tambah Gilang.

“Sok tau deh lo berdua.” balas Raina.

“Bukan sok tau, emang kenyataan nya kali.” kata Devano.

“Nah bener nih.” Juan membenarkan ucapan Devano. Devano itu lumayan irit bicara, tapi sekalinya ia mengeluarkan kata-kata, pasti langsung tepat sasaran.

“Ayok, Han.” Raina beralih menatap Raihan.

“Gue mau ke perpus.” jawab Raihan datar.

“Lah? Ngapain?” tanya Raina.

“Menurut lo ke perpus ngapain? Ternak bebek?” itu suara Gilang.

Raina mendengus. “Yakali ternak bebek.”

Raina beralih memandang Raihan. “Yaudah deh, gue ikut ke perpus ya.” katanya.

Raihan mengangguk dan langsung berjalan diikuti Raina. Kali ini Raina tidak lagi berjalan dibelakang cowok itu, tetapi tepat disampingnya. Sedikit peningkatan.

Selama diperjalanan menuju perpustakaan, keduanya saling diam. Raina tidak tahu harus mengatakan apa sedangkan Raihan yang terlalu cuek dan enggan membuka suara terlebih dahulu. Para siswa-siswi yang dilewatinya pun memandang aneh sepasang remaja tersebut.

Mereka keliatan cocok ya’

Sejak kapan mereka deket?

Cocok deh sama-sama jago main basket.'

Raihan & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang