RR[38]-Terlambat

84 15 14
                                    

Selamat membaca🐾

🐼🐼🐼

Deringan alarm dari sebuah ponsel menggema di dalam kamar itu. Gadis yang masih setia bergelung dengan selimut tebalnya itu terlihat mengulurkan tangan dan mematikan alarm tersebut.

Dia kembali tidur, menelungkupkan tubuhnya dan mencari kenyamanan disana. Ponsel itu kembali berdering, namun kali ini bukanlah alarm, melainkan panggilan dari seseorang.

Gadis dengan rambut yang terlihat berantakan itu mendengus, meraih ponselnya diatas nakas dengan mata yang separuh terbuka.

“Halo?” sapa gadis itu dengan suara parau dan sesekali menguap.

“Bangun, gue di depan rumah lo.”

Sambungan terputus, gadis itu terlihat mengernyitkan dahinya dan melihat siapakah yang menghubunginya itu. Kedua bola matanya terlihat terbuka sempurna, melihat nama Raihan tertera di layar ponselnya.

Gadis itu, Raina, langsung berdiri dan membuka tirai di kamarnya. Benar saja, di depan gerbang rumahnya terlihat Raihan yang sedang berbincang dengan supir di rumahnya.

Raina menolehkan kepalanya, menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.40, sudah dipastikan dia akan terlambat sekarang.

“AAAA ANJIR TELATTT.” teriaknya sambil berlari memasuki kamar mandi.

Gadis itu mandi dan mengenakan seragamnya dengan secepat kilat, dia hanya menyisir rambutnya kemudian menyambar tas yang terletak diatas meja belajarnya.

Raina menuruni tangga dengan cepat, sebuah keberuntungan gadis itu tidak terpeleset atau terjatuh di tangga. Dengan berlari, Raina segera keluar dari rumahnya dan menghampiri Raihan yang masih terlihat tenang, seolah tidak akan ada masalah jika mereka berdua terlambat.

“Raihan buruan ayo!” ucap Raina tak sabaran.

“Pegangan, mau ngebut.” ujar Raihan datar, setelah Raina sudah duduk manis di belakangnya.

Raina terdiam sebentar, dia harus pegangan dimana? Gadis itu akhirnya berpegangan pada tas Raihan. Cowok itu terlihat menghela nafas sejenak, kemudian meraih kedua tangan Raina dan dia lingkarkan pada pinggangnya.

Raina mendadak gugup, padahal ini bukan pertama kalinya ia dan Raihan seperti ini, namun kali ini terasa berbeda.

“Siap?” tanya Raihan dibalik helmnya.

“Siap!” balas Raina semangat.

Raihan terkekeh pelan, kemudian mulai menjalankan motornya di jalan raya menuju sekolah. Raina merentangkan kedua tangannya, menikmati udara pagi ini yang terasa sangat sejuk, bahkan gadis itu tidak berpikir dia akan jatuh jika melepaskan pegangannya ditengah kecepatan motor Raihan ini.

Raihan dengan cepat kembali meraih tangan gadis itu, dan menuntunnya untuk kembali berpegangan. “Nanti jatoh.” ucapnya datar.

Raina tersenyum kecil, menikmati kebersamaan mereka pagi ini yang membuat suasana hatinya terasa bahagia.

Tak lama, keduanya telah sampai di sekolah. Namun gerbang sekolah itu sudah tertutup rapat, menandakan jika mereka berdua benar-benar terlambat.

“Kita telat.” ucap Raina pelan.

“Hm.”

“Gue tau jalan rahasia, lewat belakang aja yuk.” ajak Raina, namun Raihan terlihat menggelengkan kepalanya.

“Kenapa?” tanya Raina.

“Disini aja.” jawab Raihan.

“Kalo disini bisa-bisa kita dihukum.” ujar Raina.

Raihan & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang