RR[30]-Sakit

104 13 12
                                    

Haihaiii semuaa, aku dateng lagi nih..

Maafin kalo ada typo, Selamat membacaaa💓

🐼🐼🐼

Raina berjalan pelan memasuki kelasnya. Gadis itu sesekali terlihat tersenyum singkat membalas sapaan dari teman sekelasnya. Suasana hatinya sudah sedikit lebih membaik, jika dibandingkan dengan hari kemarin.

Setelah sampai di tempat duduknya, Raina langsung meleletakkan tasnya dimeja dan duduk di kursinya dengan tenang.

“Ciee udah senyum nih. Gimana kemarin? Raihan udah maafin lo?” celetuk Fika dari belakang Raina. Raina menoleh, memutar tubuhnya menghadap Fika.

“Belum.” jawab Raina singkat.

“Lah, kenapa?” tanya Fika bingung, gadis itu kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas.

“Gak tau, kesalahan gue besar banget kayanya, susah dapet maaf dari Raihan.” balas Raina pelan. Gadis itu kembali mengingat kejadian sore kemarin.

“Gapapa, jangan nyerah. Gue yakin dia bakal maafin lo.” ucap Fika sambil tersenyum, membuat Raina juga ikut tersenyum.

“Eh, si Manda mana?” tanya Fika sambil melirik tempat duduk Amanda.

Raina mengendikkan bahunya. “Gatau.” balasnya.

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi nyaring. Para siswa dan siswi yang tadinya masih berada di luar kelas, dengan segera memasuki kelasnya masing-masing.

Tak lain dengan Raina, gadis itu kembali memutar tubuhnya menghadap depan, setelah melihat Pak Eko berjalan memasuki kelas dengan Amanda yang berlari kencang menuju tempat duduknya.

“Alhamudlillah, untung gak telat.” gumam Amanda yang sudah duduk di bangkunya sambil memegang dadanya.

“Udah telat elu mah, untung aja Pak Eko jalannya lama.” balas Raina yang dibalas cengiran oleh Amanda.

Pelajaran pun dimulai. Pak Eko terlihat menjelaskan sebuah materi di depan kelas, dan murid di kelas terlihat menyimak dengan seksama, termasuk Raina.

Raina melirik ke luar jendela, menatap anak sekelas Raihan yang sedang olahraga di lapangan. Raina terus menatap ke luar, mencari sosok Raihan, namun cowok itu tidak terlihat, hanya ada ketiga sahabatnya saja.

“RAINA!” panggil Pak Eko dengan keras di dalam kelas itu, membuat si empunya nama langsung tersentak kaget.

“Ya Pak?” tanya Raina sambil menatap ke depan.

“Ngapain lihat ke luar terus? Mau keluar kamu?” tanya Pak Eko tajam, membuat Raina langsung membulatkan matanya.

“Ah, cuman cuci mata, Pak.” jawab Raina sambil cengengesan.

“Cuci mata?” tanya Pak Eko.

Raina mengangguk antusias. “Iya, Pak. Cuci mata, liat cogan.” jawabnya tanpa dosa.

“Cogan?” tanya Pak Eko lagi, membuat Raina menghela napas sejenak.

“Bapak gatau cogan?” tanya Raina balik, dia bahkan sudah menjadi pusat perhatian di kelas itu sekarang.

Pak Eko menggeleng sebagai jawaban.

“Ckckck.” Raina berdecak sambil menggelengkan kepalanya dramatis.

“Emang cogan itu apa?” tanya Pak Eko lagi.

“IZIN MENJAWAB, PAK!” sahut Nino dengan suara lantang, membuat semua orang yang berada di kelas itu menatapnya.

“Ya, silahkan.” balas Pak Eko.

Nino terlihat memperbaiki letak dasinya, kemudian berdehem pelan. “Jadi, cogan itu..”

Raihan & RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang