Hari ini perayaan ke-5 perusahaan kami, Fun Time, bisnis ini sudah berkembang pesat. Beruntung aku dibantu oleh orang-orang yang kompeten.
Hari ini kami mengadakan acara gathering dengan seluruh karyawan dan keluarga mereka. Di hotel kami di Anyer.
Banyak kegembiraan yang terlihat dan kurasakan. Aku bersyukur masih bisa merasa sebahagia ini. Huuft andai saja anakku lahir, sekarang sudah 4 tahun. Pasti lebih menyenangkan.
"Kakek, Sasi ingin merintis usaha di Anyer." Aku gandeng tangan kakekku, sambil sedikit bermanja dengan nya.
"Sasi, kakek semakin tua, kakek harap kamu segera menemukan jodoh mu, jangan sibuk berkarir."
Kakek, bagaimana aku harus menjelaskan, aku tidak bisa punya anak kek, aku penuh kekurangan Kek.
"Iya Kek, kalau sudah ada yang cocok, akan Sasi perkenalkan dengan Kakek."
"Ishak anak yang baik, kamu kenapa tidak dengan dia saja?"
"Kakek, kami hanya teman Kek."
"Tapi dia terlihat menyukaimu, bukalah hatimu untuknya, sebelum Pak De Pran mencarikan kamu jodoh."
"Kakek, aku masih muda."
"Kamu 28 tahun sekarang Sasi."
"Itu masih muda Kakek..."
"Iya, kamu masih muda, tapi Kakek sudah tua, Kakek ingin melihat orang yang akan menjaga kamu seumur hidup."
Kakek, aku merasa bersalah Kek.
"Sasi, Kakek! Masuk, sudah dingin." Ishak berteriak memanggil kami.
"Berandal itu! Teriak-teriak panggil Kakek, ga sopan!"
"Tapi Kakek meminta Sasi untuk buka hati loh buat berandal itu." Aku menggoda Kakek.
"Lupakan saja dia. Cari yang lain!"
"Siap Capt!"
Ishak berlari mendekati kami. Kakek masuk terlebih dahulu ke hotel.
"Ngomongin apa sama Kakek, serius banget."
"Kakek minta aku membuka hatiku untukmu."
"Yang bener Sas, trus kamu mau ga?"
"Tapi, setelah kamu berteriak-teriak nyuruh kami masuk, Kakek bilang Lupakan berandal itu, cari yang lain. Gitu katanya."
"Apa? Aduh... Tapi kamu masih mau buka hati buat aku kan?" Dengan mata penuh harap Ishak memandang ku.
"Kita akan bahas ini nanti."
"Berapapun waktu yang kamu butuhkan, aku akan menunggu." Ishak sangat tulus menyukaiku, aku melihat diriku yang dulu ada padanya.
"Sak, jangan tunggu aku, kalau ada gadis yang mencintaimu, kamu harus meraih cintanya, hatiku sudah mati, aku bukan perempuan yang pas untukmu."
"Sasi, aku tidak perduli dengan masa lalu mu."
"Tapi aku perduli dengan masa depan mu. Kamu sahabat terbaik ku. Mari kita tetap bersahabat."
"Sasi, kamu mematahkan hatiku, lagi." Ishak cemberut dan pura-pura bersedih.
"Lebay! Ga usah pasang muka anak anjing deh, minta di elus ya?"
"Iya aku minta di elus-elus... Guk guk guk."
"Sini ku elus-elus pake pisau dapur, mau?"
"Waaaa ogah! Cewek gila!"
"Ha ha ha ha." Kami tertawa bersama.
Ishak sudah tahu masa laluku, tapi dia tetap menyukaiku, dia tetap disisiku disaat terpurukku dan disaat baik ku. Dia yang terbaik. Sayangnya, hatiku sudah mati, mati bersama anakku.
Semoga kamu bertemu dengan gadis yang mencintaimu dan kamu cintai.
***
"Di rapat ini saya ingin dengar progress Fun Time outdoor kita di Anyer, bisa kita mulai sekarang."
Aku senang sekali taman bermain outdoor ini sudah selesai dibangun, sudah 80% progress sampai taman bermain ini siap dibuka untuk umum. Aku tidak sabar.
"Oke, lanjut ke materi area permainan, ada apa aja?"
"Baik Bu, selain area bermain uji adrenalin, kita juga akan membuat ice cream world karena tempatnya cocok dengan pantai yang panas, kami sudah menggandeng beberapa perusahaan ice cream. Lalu untuk orang tua kita akan membuat wisata yang sedikit lebih ringan, kita akan buat tempat-tempat selfie dengan konsep taman bunga, taman bambu, juga akan ada kanal buatan, jadi seperti di Belanda." Manager perencanaan menjelaskan dengan sederhana dan jelas.
"Oke, saya setuju, tolong konsep detailnya taruh di meja saya, saya akan periksa. Juga untuk Fun Time indoor di Pulau N, apakah sudah mendapatkan kerjasama dengan pihak rumah sakit? Kita harus buka area kesehatan secepatnya." Sebagai presiden perusahaan aku berusaha membuat semua pekerjaan berjalan sistematis, efisien, dan terencana dengan sempurna.
"Sudah ada pihak rumah sakit yang setuju Bu, mungkin dalam beberapa minggu kedepan, pimpinan rumah sakit akan menemui ibu."
"Oke. Good job everyone. Saya pergi, silahkan lanjutkan dengan pak Ishak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romansa"aku hamil Rud." "Buang anak itu Sasi, aku tidak menginginkan nya, aku tidak menginginkan kalian!" Cinta memang tanpa logika. Sasi yang selalu disakiti, tetap mencintai Rudy. Sampai saat itu, ketika dia dipaksa aborsi. Itu terlalu menyakitkan.