Sasi

4.4K 237 2
                                    

"Sasi!"

"Ning... Aaaaa aku kangen banget sama kamu." Kami berpelukan dengan hangat, akhirnya sepupuku yang juga sahabatku kembali ke tanah air.

"Aku juga kangen banget sama kamu."

"Kalau kamu kangen harusnya kamu tiap tahun pulang dong, liburan gitu."

"Ini aja kalau bukan karena Tyas mau nikah, Tuan Santibanez mana mau cuti coba?"

"Hahahahaha kamu jadi Marimar sekarang?"

"Iya, Tuan Santibanez sama Fernando Jose aja deh tuh julukan mereka."

"Trus dimana mereka?"

"Masih di toilet. Nah itu mereka."

Akhirnya bisa ketemu lagi dengan ipar dan keponakan. Ningsih menikah dengan Jason 4 tahun yang lalu, dan mereka sudah di karuniai anak laki-laki yang blasteran imut ini, namanya Darrel.

"Hai Darrel, I'm Sasi your sister."

"Hai Sasi." Balas Darrel sambil menggoyangkan tangan mommy nya.

"Sister? Aunty ya!"

"Udah sih biar tetep muda ya gue Ning."

"Hahahaha, hai Jason..."

"Hai Sasi, we miss you."

"So do I."

Kami melanjutkan perjalanan kami menuju rumah kakek. Kami akan tinggal di rumah kakek, sampai pernikahan Tyas diadakan dua minggu lagi.

Tyas adalah adik dari Ningsih, anak Pak Dhe Pran yang paling bontot. Kami bertiga dari kecil memang sudah dekat, karena umur yang tidak jauh jaraknya, Ningsih dan aku seumuran, sedangkan Tyas lebih muda 5 tahun dari kami.

"Sas, kami tadi satu pesawat dengan Oliver, dia istrinya orang Indonesia juga. Kamu tahu ga?"

"Aku tuh ga pernah hafal nama orang-orang di kampus ya, tapi kalau mukanya mungkin aku ingat."

"Tapi mungkin kalau istrinya kamu kenal deh."

"Siapa?"

"Tania, Tania Jayati."

"Apa?" Oh jadi Tania itu menikah dengan Oliver, bukan dengan Rudy?

"Iya, Tania yang itu, saingan cintamu dulu itu..."

"Hus, apa sih? Ga usah ungkit-ungkit!"

"Hahaha jangan marah syantik."

Pantas saja dia mendekatiku terus menerus, ternyata dia patah hati ditinggal menikah sang pujaan hati.

Cih.

***

"Sasi, pak dhe mau bicara sebentar."

"Iya pak dhe, ada apa."

"Malam Sabtu setelah pernikahan Tyas nanti, pak dhe akan mengundang salah seorang rekan bisnis pak dhe dan keluarganya untuk makan malam bersama."

"Lalu apa yang pak dhe inginkan dari Sasi."

"Kamu tahu, beliau punya anak yang lebih tua sedikit dari kamu, rencananya kami hendak memperkenalkan kalian dengan tujuan kalau cocok kalian bisa menjadi pasangan."

"Jadi pak dhe nyomblangin Sasi?"

"Ya, kakak-kakak sepupumu sudah menikah semua Sasi, kamu masih tanggung jawab pak dhe, dan kakek mu sudah semakin tua, beliau ingin melihat cucunya bahagia."

"Baik pak dhe, Sasi akan datang saat itu, tapi Sasi tidak bisa menjanjikan apa-apa, kalau kami berjodoh Sasi tidak akan menolak."

"Nah seperti itu saja."

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang