Aku benci cecunguk itu, tapi aku butuh bantuannya, hanya dia yang bisa menolong saat ini.
Sudah tiga minggu aku dan Sasi tidak bertemu, Sasi dipenjara di rumah kakek, aku tidak bisa menemuinya, bahkan menelepon nya pun sulit sekali harus lewat Ferren sekretarisnya.
Sekarang aku ingin bertemu dengannya tapi dia selalu dikawal.
"Halo Sak... Iya gue akan lakukan apapun yang lo mau...Serius, sumpah! Lo bisa rekam omongan gue buat bukti.... Saya Rudy Subagyo akan menuruti keinginan Ishak de Gale apapun itu... Gimana puas lo? Sekarang help me please..."
Sialan nih bocah, kalo bukan karena rindu ini yang sudah tidak tertahankan, aku ga akan minta tolong sama cecunguk ini.
***
"Pagi kakek... Sudah sarapan kek?""Pagi Ishak, sarapan masih ada tuh di meja, makanlah."
"Saya ngopi aja kek, tadi sudah makan saya."
"Tumben kamu kesini."
"Jemput Sasi kek, kami ada meeting di Anyer." Jawabku dengan nada senatural mungkin.
"Bukan akal-akalan anak nakal itu kan?" Tanya Kakek dengan memicingkan matanya.
"Hah akal-akalan anak nakal kek? Siapa kek? Kok kakek ngomong begitu."
"Masa kamu belum tahu, kakek yakin kamu pasti sudah tahu dari Sasi, ngaku aja kamu!" Kakek sedikit berteriak padaku.
"Duh kakek masa Ishak juga ikut diomelin? Kasian Sasi kek, belum pernah pacaran, sekalinya punya pacar disuruh pisah sama keluarga, nasib nasib" aku pura-pura memelas supaya kakek lebih tersentuh hatinya.
"Kakek tidak minta mereka pisah, tapi Kakek menunggu anak nakal itu datang lagi bersama keluarga nya yang punya hati buat Sasi, kasihan Sasi kalau menikah dengan keluarga yang tidak menyukainya."
"Benar kek, saya juga setuju."
"Karena itu, nanti ada pengawal yang akan menjaga Sasi dari anak nakal itu."
"Baik Kek.." Mateng lo Rud, ga tanggung jawab ya gue kalo rencana lo gagal.
"Sasi, sudah siap."
"Ada beberapa file di apartemen Sak, ambil dulu ya kesana."
"Oke."
"Minta orang untuk ambil saja, kenapa harus kamu sendiri?" Kakek sudah bisa mencium aroma rencana nih.
"Emhh, tapi Sasi lupa taruhnya dimana kek, harus cari sendiri, sebentar kok kek."
"Ya sudah, pergilah hati-hati."
Pengawal Sasi kami suruh untuk bawa barang-barang Sasi, barang-barang yang ga perlu juga dibawa, sehingga mobil mereka lebih lambat jalannya dari kami.
"Gilanya, aku kaya Jason Statham di Transporter, jemput jemput paket, trus dikirim sesuai tujuan, paketnya cewek-cewek cantik."
"Aku deg-degan Sak, aku takut mengelabui kakek seperti ini, tapi aku juga udah kangen banget sama Rudy."
"Yeuh, yang lagi dimabok cinte!"
***
Aku sudah menunggu di apartemen Sasi bersama Mita , jadi nanti Ishak akan pergi bersama Mita, untuk mengecoh pengawal sampai di Anyer, lalu aku dan Sasi akan jalan bersama ke Anyer.
-klik- suara pintu dibuka. Sasi dan Ishak masuk.
"Sasi..." Aku memeluknya menatapnya dan menciumnya.
"Ehem ehem hellooo masih ada orang disini..." Ishak melambai-lambaikan tangannya.
"Ya udah lu pergi sana! Ganggu aja!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance"aku hamil Rud." "Buang anak itu Sasi, aku tidak menginginkan nya, aku tidak menginginkan kalian!" Cinta memang tanpa logika. Sasi yang selalu disakiti, tetap mencintai Rudy. Sampai saat itu, ketika dia dipaksa aborsi. Itu terlalu menyakitkan.