18 Sasi

4.6K 251 1
                                    

"Sasi, makasih ya sudah ngurusin pernikahan kami." Tyas memelukku dengan hangat.

"Pake terimakasih segala, kita keluarga, ga perlu terimakasih."

"Nanti pulang honeymoon aku bawain hadiah ya..."

"Iya, yang banyak ya."

"Siap boss."

"Bye... Bye... Agus jagain Tyas ya. Take care ya."

Aku mengantar mereka ke bandara, mereka akan honeymoon keliling Eropa.

Senang dan lega rasanya sudah menyelesaikan tanggung jawab ini. Tinggal satu hal lagi, acara percomblangan Sabtu depan. Akkkhhh aku ga mau sebenarnya, tapi aku ga bisa mengecewakan pak dhe dan kakek, jadi ya sudah, hadapi tembok mu Sasi.

***

Akhirnya malam ini tiba, aku harus tampil sempurna itu pesan dari pak dhe. Bahkan aku sudah dipesankan gaun dari desainer ternama hanya untuk acara makan malam, yang katanya hanya acara kumpul biasa dengan keluarga beberapa teman kata pak dhe, tapi gaun yang diberikan terlalu mewah, ini seperti gaun perjodohan, sepertinya aku harus bisa menarik hati anak laki-laki itu. Huufft, ya sudah, ikuti saja maunya orang tua.

Acaranya di hotel bintang lima milik kakek, kami memakai ruangan ukuran sedang untuk acaranya dengan menu makanan yang terlalu spesial, terlalu berlebihan buatku, tapi ini acara pak dhe.

Ningsih akan datang terlambat, karena Darrel demam jadi mereka harus ke rumah sakit dahulu.

Hffft. Aku tidak semangat.

"Sasi, sini nak."

"Iya Kek."

"Sasi, kakek tahu kamu hanya menuruti keinginan kami, tapi kami tidak akan memaksa kamu untuk menerima perjodohan ini. Kakek mau kamu bahagia."

"Iya kakek, Sasi juga ingin kakek dan pak dhe juga semua keluarga bahagia. Maafkan Sasi yang menjadi beban buat kakek."

"Kamu bukan beban, nak. Hanya saja kami, orang tua ini, hanya ingin melakukan apa saja demi mempercepat kebahagiaan anaknya."

Aku tersenyum, aku paham dengan semua ini, aku tahu apa yang kakek khawatirkan, tapi aku juga punya rahasia kek, bagaimana kalau nanti kakek kecewa.

"Sasi, ayo kita sambut mereka." Pak dhe mengajak ku menyambut mereka.

"Selamat datang sahabatku, sudah lama kita tidak bertemu seperti ini."

"Terimakasih Pran kami sudah diundang, kenalkan ini istri dan anakku."

"Sasi, ini teman pak dhe waktu kuliah dulu, panggil pak dhe Heru."

"Selamat datang pak dhe Heru dan keluarga, mari saya antar ke meja." Aku berusaha menjadi tuan rumah yang baik.

Pak dhe mengundang teman-teman nya untuk reuni kecil-kecilan.

"Jadi ini keponakan mu? Cantik sekali."

"Terimakasih pak dhe."

Aku menyambut tamu-tamu pak dhe dan beberapa tamu kakek. Tapi tamu spesialnya belum datang.

"Nah itu dia si Anthony!" Aku menengok ke arah pintu masuk, dan wow, kenapa ada dia lagi? Rudy lagi, padahal sudah sebulan ini aku tidak bertemu dengan nya.

"Sasi, sini." Pak dhe mengajak ku menyambut mereka.

"Anthony, apa kabar?"

"Baik Pran. Maaf telat, jalanan macet sekali."

"Tidak apa-apa toh teman-teman juga baru datang. Oh iya, ini keponakanku, Sasi."

"Selamat datang om."

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang