Guysss!!!!!!
Akutuhh lagi eror😂😂
Masak aku kira udah pencet publish, ternyata belom😂😂😂Padahal dari tadi jam delapan aku udah selesai ngetik😂😂😂
Maapin yah.
*SIAPIN TISSUE.. KWKWKWKWK
Vote coment..
Hepi reading♥️Didorong rasa penasaran, Amira mengangkat panggilan itu.
"Selamat malam. Maaf ini dengan siapa?"
"......"
.....
Seminggu berlalu..
Amira memandang layar ponselnya entah sudah keberapa kalinya dalam sehari ini.
Mungkin sudah ribuan kali dalam seminggu ini Amira membuka lockscreen ponselnya hanya untuk memastikan Satria mengirim pesan untuk dirinya atau tidak, meski kenyataanya tidak.
"Kenapa rasanya lebih menyakitkan? Apa pria itu tidak memikirkan keadaan anak-anaknya?"
Batin Amira, wanita itu bahkan kerap menangis karena Satria tak kunjung memberinya kabar lagi sejak malam itu.
Malam dimana pria itu berpamitan untuk pergi ke Turki karena harus mengurus salah satu port kilang minyaknya disana.
Berbagai spekulasi buruk memenuhi kepala Amira.
Apakah Satria baik-baik saja?
Apakah Satria memang sengaja melakukan ini?
Apakah Satria sibuk?
Suara tangisan Arga dan pekikan Ayu membuyarkan lamunan Amira.
Wanita itu keluar dari kamar dan menemukan Arga menangis dengan wajah memerah dan Ayu yang meringis memegangi dagunya.
"Kenapa sayang?" Amira merangkul Ayu sekaligus mendekap Arga.
Ayu diam mengulum bibirnya, ia benar-benar jarang menangis. Namun Amira tau Ayu merasa kesakitan.
"Unda.. darah.." lirih Ayu membuka mulutnya.
Sementara itu tangan Amira meraba kepala Arga yang benjol cukup besar.
"Ayu kumur-kumur ya nak, jagoan.. maafin adik ya.. adik nggak sengaja." Ayu mengangguk berlari ke kamar mandi.
Amira berdiri menggendong Arga yang masih menangis.
Dengan penuh kasih sayang Amira menimang Arga dan memberinya susu hingga anak itu diam dan akhirnya tertidur.
'Tok tok tok'
"Iya sebentar."
Tanpa menaruh Arga, Amira membukakan pintu rumahnya.
"Maaf, mencari siapa ya?"
Lelaki tampan berparas bule dengan setelan kantor abu-abu yang nampak sangat rapih itu tersenyum ramah.
"Saya Omerto, asisten pribadi Bapak Satria, bu"
Amira tersenyum ramah "silahkan masuk pak."
Lelaki bernama Omerto itu mengangguk.
"Saya buatkan minum dulu."
"Sebentar." Pamit Amira.
Lagi-lagi Omerto mengangguk ramah, menyaksikan Amira masuk ke kamarnya sambil menggendong Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Beloved Daughter [END/COMPLETE]✔
Short StoryAda kalanya lebih baik diam daripada sibuk menjelaskan. Ada kalanya lebih baik pergi menjauh daripada harus bertahan. lima tahun berlalu, sejak kejadian yang melulu lantahkan hatinya, menghancurkan semua harapannya, menyisakan sebuah kerinduan tak t...