Hell helloooo
Sudah sampai di extra part🥰🥰🥰
Suka dong🤣
Senyum merekah Amira menyambut pagi Satria yang baru saja membuka matanya.
"Morning sexy." Bisik Satria serak seraya mencuri satu kecupan di bibir wanita yang paling ia cintai itu.
Amira tersenyum lembut mengusap rahang yang dipenuhi bulu halus milik Satria.
"Aku siapin sarapan dulu, mas mau teh atau kopi?"
"Susu" jawab Satria dengan tatapan usilnya.
"Mas ih, jangan bikin otak aku traveling dong, mau susu beneran?" Protes Amira menutup kedua dada polos tanpa penutup apapun miliknya.
Tawa Satria meledak, menggoda Amira memang selalu menyenangkan.
"Emang traveling kemana?" Goda Satria sukses mendapat timpukan bantal dari Amira.
"Aku bangunin anak-anak dulu, mas tolong check kamar ke kamar Aleva dulu ya."
Satria mengangguk, dengan semangat ia memakai celananya kembali dan menuju kamar putri bungsunya yang lahir tiga tahun setelah kelahiran akyra.
"Selamat pagi princess baba."
Bocah bermata belo dengan rambut tipis acak-acakan itu tersenyum menatap ke arah babanya sambil merentangkan tangan.
"agi baba." Ucap Aleva yang masih belum fasih berbicara
Aleva Armagan, putri bungsu Satria dan Amira yang kini berusia dua tahun itu memeluk babanya dengan senyum merekah.
Disisi lain, Amira menyusuri tiga kamar di lantai tiga rumahnya.
"Ayunda!!! Bang---
"Selamat pagi Unda.."
Amira tersenyum, kebiasaan bangun pagi Ayunda memang tak pernah hilang meski hari ini hari minggu, lihat saja anak gadisya ini sudah mandi dan melukis seperti biasanya.
"Pagi anak gadis unda.. kakak mau bantuin unda masak atau mau lanjut gambar?" Tanya Amira selepas mencium puncak kepala Ayunda.
"Lanjut gambar boleh nda?"
Amira mengangguk "boleh, nanti unda minta mbak Wik bawain susu sama roti isi buat kamu."
"Oh iya kak, jangan lupa.. sore nanti Grandpa datang." Ayunda mengangguk, gadis tigabelas tahun itu pun kembali melanjutkan kegiatannya.
Amira tiba di kamar kedua, kamar dari anak laki-laki pertama dan satu-satunya di keluarga mereka.
"Wake up bang.."
"Lima menit lagi nda.."
"Okey, lima menit lagi atau baba yang bangunin abang." Kekeh Amira kembali menutup pintu kamar putranya.
Tiba di kamar terakhir, dimana semua dekorasi berwana pink bahkan sampai di karpet dan lantai.
Tak banyak kata, Amira menggendong tubuh Akyra perlahan dan membawa gadis kecilnya ke lantai satu menggunakan lift untuk diserahkan kepada Satria.
Dan ya, Amira segera memulai tugas memasaknya, sementara Satria bermain bersama kedua putri mereka di dekat ruang tamu, tempat dimana semua mainan Ayu, Arga, Akyra dan Aleva berada.
Jangan tanyakan betapa ramainya rumah mereka.
Sore menjelang
Satria, Amira dan keempat buah hati mereka menghabiskan waktu sore mereka di taman belakang, sekedar bermain, berenang dan mengobrol menantikan kedatangan Serkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Beloved Daughter [END/COMPLETE]✔
Short StoryAda kalanya lebih baik diam daripada sibuk menjelaskan. Ada kalanya lebih baik pergi menjauh daripada harus bertahan. lima tahun berlalu, sejak kejadian yang melulu lantahkan hatinya, menghancurkan semua harapannya, menyisakan sebuah kerinduan tak t...