HAPPY WEDDING

20.6K 1.6K 46
                                    

Alhamdulillah akhirnya up juga🤣

Maaf membuat kalian lama menunggu🙏

Cuss.. hepi reading guyss

Love youuuu❤❤

Amira..

Hari ini seolah-olah menjadi hari penebusan segala kesedihan dan air matanya dulu.

Semuanya terbayar dengan begitu manis dan bahkan jauh dari apa yang pernah ia bayangkan.

Dan Satria..

Pria yang pagi tadi mengucap ijab qobul dengan begitu lantang dan penuh keyakinan itu kini telah gagah bersanding disamping Amira dengan status baru.

Wanita mungil berkulit sawo matang itu nampak begitu anggun dalam balutan kebaya klasik dengan dandanan sederhana namun sangat mengesankan itu seolah mencuri hati Satria untuk kesekian kalinya.

Bagaimana cara wanita itu tersenyum, berinteraksi dengan para tamu, terutama kini, saat tengah memangku Arga dan bercanda dengan Ayunda.

Kecantikan wanita yang kini resmi menjadi istrinya itu seolah berkali-kali lipat meningkat.

"Baba!"

Teriakan Ayunda membuat Satria terkejut dan tersadar dari lamunannya.

"Kenapa sayang?"

"Baba lihatin Unda terus? Kenapa?" Tanya Ayunda cemberut.

Satria terkekeh

"Abis Unda cantik banget."

"Jadi, Ayu nggak cantik?"

Satria tergelak lalu menggendong Ayu.

"Cantik, cantik sekali."

"Kenapa baba nggak lihatin Ayu juga? Baba lihatin Unda terus." Tanya Ayunda penuh nada protes.

Amira tak kuasa menahan tawanya melihat Satria yang mati kutu tak mampu menjawab pertanyaan putri mereka.

...

Acara pernikahan Satria dan Amira berlangsung hingga sore menjelang, malam harinya dilanjutkan dengan makan malam bersama dan acara mengobrol ringan.

Dan kini tiba lah Amira di malam yang sejak kemarin menganggu pikirannya.

Tidak.. bukan masalah besar, ia hanya masih malu dengan kejadian beberapa hari yang lalu, tepatnya saat ia menghabiskan malam panasnya bersama Satria.

Suara handle pintu yang cukup keras itu sukses mengagetkan Amira yang sedang duduk melamun di depan meja rias.

"Kamu belum ganti sayang?" Amira menggeleng dengan tatapan gugup.

"Nunggu aku?" Goda Satria melihat wajah Amira memerah.

Dengan cepat Amira kembali menggeleng.

"A-aku mau susul anak-anak." Ujar Amira mengalihkan pembicaraan sambil berjalan cepat melewati Satria begitu saja.

Lengan kokoh Satria menahan pinggang Amira dan membawanya duduk diatas paha Satria diatas kasur empuk bertabur bunga milik mereka

"Anak-anak sudah bibi dan papah amankan.. malam ini tugas kamu buat tidurin aku, bukan anak-anak." Ujar Satria seduktif sambil menyusuri leher dan cuping telinga Amira, membuat wanita itu kalang kabut tak karuan.

"Kamu tidurin aku.. atau.. kamu mau aku tidurin?" Goda Satria menggigit pundak Amira gemas.

"Mash..." desah Amira tak tertahankan kala tangan besar Satria mulai menangkup dan meremas pelan dada Amira.

Satria tersenyum puas "manisnya istriku.. coba panggil mas lagi."

Amira diam menggigit bibirnya kuat-kuat menahan godaan Satria yang kini melucuti kancing kebayanya.

"Tidak mau ya? Ohh atau harus begini?"
Satria kembali meremas dua gundukan menggemaskan itu.

"Satria! Jangan main-main!" Omel Amira mencubit paha Satria.

Namun lelaki itu tak gentar, tetap maju terus tanpa ragu melucuti pakaian Amira, diiringi desahan wanita itu.

Tanpa terasa kini tubuh Amira hanya terbalut oleh sepasang dalaman berwarna pink menyala.

Dengan gesit namun hati-hati Satria membawa Amira ketengah ranjang, dan kembali mencumbu wanita itu.

"Mash.. akuh.."

"Nikmati saja sayang." Titah Satria, hingga ia merasakan sesuatu yang aneh kala meraba inti tubuh Amira.

"Ka-kamu lagi dapet?!" Pekik Satria tak percaya kala menemukan Amira kini memakai pembalut.

Wanita itu menyengir lebar dengan bodohnya "baru tadi pagi."

"Ya Gusti." Desah Satria frustasi berbeda dengan Amira yang tertawa lepas.

Pagi menjelang, Satria masih dalam mode uring-uringannya.

Pria yang tadinya berniat mengambil cuti itu kembali bekerja, meski pun tidak ada yang ia kerjakan di kantor.

"Loh sat? Kamu ngantor?" Tanya Margareth yang sedang membantu Amira mengawasi Arga yang mulai merangkak.

"Iya bibi, aku berangkat. Assalamualaikum." Pamit Satria begitu saja mengabaikan Amira dan Arga.

Untunglah disana tidak ada Ayunda, gadis kecil itu sedang bermain golf bersama Serkan di belakang.

Margareth melirik Amira yang nampak murung seketika.

Tak tau kah Satria, sikapnya membuat Amira kecewa?

Ini pagi pertama menjadi suami istri kembali, mengapa lelaki itu tega sekali?

Malam pertamanya nyatanya tak lebih penting daripada perasaan Amira bagi Satria.

"Dia kenapa?" Tanya Margareth namun Amira hanya menggeleng dengan wajah memerah menahan gejolak di dadanya.

Cutt.. ah ciyee..
Pasti kalian syebal🤣🤣🤣

For My Beloved Daughter [END/COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang