Hellowww...
Double up bgt😂😂😂
Happy reading all😗😗
Komennya kencengin dong🤤
Kamar besar bernuansa merah jambu dengan hiasan dan dekorasi yang kental dengan anak perempuan itu tak membuat Ayu serta merta bahagia.
Berbagai mainan dan boneka itu tak bisa mengalihkan Ciki dari dekapannya.
"Ci.. kamu kangen Unda?"
"Sama Ci.. Ayu juga kangen Unda, kata kakek Unda lagi sakit, Unda di rumah sakit. Unda punya uang nggak ya? Kasian Unda.."
Bocah lima tahun itu nampak begitu nelangsa, ia tak pernah berada jauh dari Undanya hingga selama ini.
Tiga hari tanpa tawa Amira tentu sangat menyiksa bagi Ayunda.
Setetes air mata Ayunda terjatuh di pipinya "Ayu kangen banget sama Unda."
Ia bersedih namun ia juga bahagia, bahwa ternyata babanya masih hidup, ia masih memiliki Baba.
Gadis kecil itu menghapus air matanya kasar kala teringat sesuatu.
Tangan-tangan kecilnya meraih sebuah tas punggung yang ia bawa dari rumahnya dan mengambil sebuah kantung kecil yang nampak terisi uang recehan penuh disana.
"Omer?"
Ayunda cukup terkejut kala teman Babanya itu berada di depan kamarnya dengan membawa nampan.
"Hello Princess."
"Kata Ayse, Princess belum makan. Makan dulu yuk."
Ayunda menggeleng.
"Kakek?" Tanya Ayunda menyembunyikan kantung uang recehan itu dibelakang tubuhnya.
"Kakek ada di taman belakang sama Adik dan Grandma Margareth." Jawab Omerto.
Tanpa menunggu lama Ayu berlari menuju taman belakang.
Serkan yang nampak menikmati seduhan safron dicangkirnya mengernyit heran menatap Ayunda yang berlari tergesa-gesa menuju padanya.
"Ada apa Princess, jalan saja." Ujar Serkan menangkap tubuh Ayunda.
"Kakek.. ini." Ujar Ayunda menyerahkan kantong uang recehan itu pada Serkan.
Alis tebal Serkan beradu.
"Apa ini Princess?"
"I-itu uang celengan Ayu, Ayu bawa buat jaga-jaga."
"Jaga-jaga?" Tanya Serkan, Ayu mengangguk.
"Simpan kalau begitu." Titah Serkan, meski ia tak mengerti maskud dari kata jaga-jaga yang dimaksud cucunya.
Ayunda menggeleng "Kakek tolong bayarin rumah sakit Unda pakai uang Ayu ya? Unda bilang berobat ke dokter itu mahal.. Ayu takut uang Unda tidak cukup."
Serkan tertegun, pria paruh baya itu menatap Margareth yang juga memandang Ayu kagum dan trenyuh.
Pria itu tersenyum kemudian, membawa Ayu duduk dipangkuannya.
"Princess.. dengarkan kakek."
"Apapun yang princess mau mulai hari ini, mintalah pada kakek atau baba. Kamu adalah kesayangan kami. Mintalah apapun sayang, jangan takut. Uang kakek dan baba banyak, uang dokter Unda sudah baba bayar, simpan ini ya sayang." Jelas Serkan berkaca-kaca.
Ayu mengangguk meski sejatinya ia tak terlalu memahaminya.
"Ayu minta apa sekarang? Bilang."
"Ayu nggak pengen apa-apa.. Ayu cuma mau Unda sama Baba.. Ayu kangen."
Serkan memeluk Ayunda erat.
"Ingatlah nak, kakek selalu dan akan selalu mencintaimu. Kakek akan berikan semua yang terbaik untukmu." Batin Serkan menangis.
"Unda pulang nanti sore, Ayu sekarang mandi ya. Siap-siap yang cantik. Minta Ayse gaun yang terbaik dan tercantik." Ujar Margareth membuat Ayu kembali ceria.
Sore menjelang, Ayu bermain bersama Arga diruang keluarga, Serkan dan Margareth mengawasinya sesekali menimpali obrolan sepihak Ayu pada Arga.
"Assalamualaikum. Merhaba."
Ayu sontak menoleh dan berlari pada Satria juga Amira yang baru saja datang.
Gadis itu memeluk kedua orangtuanya secara bersamaan dengan erat.
"Unda.. Baba.. Ayu kangen banget."
"Unda juga kangen sayang."
"I miss you too princess."
Ketiganya berpelukan cukup lama, seolah menyalurkan kerinduan diantara mereka.
"Duduk kemari sayang, bibi akan menyuruh maid menyiapkan teh dan makan malam special untuk kita." Titah Margareth dengan senyum mengembang.
Amira mencium punggung tangan Serkan diikuti Satria.
Dan kini wanita itu menggendong Arga yang sejak tadi merengek seolah meminta jatah untuk disayang-sayang.
"Bagaimana keadaanmu nak?" Tanya Serkan menatap Amira yang memangku Arga juga merangkul Ayunda.
Amira tersenyum "Alhamdulillah baik pah, terimakasih."
"Syukurlah."
Sejenak, Serkan, Satria, Amira, Ayu dan tentunya Arga saling bercengkrama, saling bercanda melempar tawa tanpa canggung.
Makan malampun tiba, selepas menyantap hidangan mewah khas negara kebab tersebut Amira membantu Ayu dan Arga untuk bersiap tidur.
"Unda.. Ayu pengen tidur sama Unda dan Baba, sama Adik juga. Boleh?" Tanya Ayunda lembut dan lirih.
Gadis kecil itu kini nampak menggemaskan dalam balutan baju tidur bergambar dinosaurus mirip seperti milik Arga.
Bayi gembul itu masih berada dalam gendongan Amira.
"Boleh, kita tidur di kamar Baba ya."
Bukan.
Bukan Amira yang menjawab, melainkan Satria.
Pria itu entah sejak kapan berada disana, berdiri bersender di kusen pintu kamar Ayunda.
Ayunda bersorak girang. Gadis itu merentangkan tangannya meminta Satria untuk menggendongnya.
Dan.. HAP!
Satria membawa Ayunda melayang tinggi dalam dekapannya.
"Lets go Unda!" Seru Ayunda.
Malam itu pertama kalinya setelah sekian tahun berpisah, Satria kembali tidur disamping Amira meski ada anak-anak ditengah mereka.
Buncahan kebahagiaan itu tak dapat Satria pungkiri.
Begitupun Amira, meski ia masih merasa canggung.
"Ini mimpi kita dulu Ra. Aku kamu dan anak-anak kita, tidur bersama. Bercerita, saling berpelukan." Ujar Satria, karena lelaki itu tau Amira belum sepenuhnya tertidur.
Amira diam, ia memilih tetap memejamkan matanya.
"Tapi aku berharap tidak selamanya seperti ini. Aku tidak ingin selamanya begini." Satria mengimbuhi, sontak Amira membuka matanya seolah bertanya apa maksud pria itu.
"Karena aku mau memiliki banyak anak denganmu, aku mau jarak tidur kita semakin jauh karena ada satu atau dua lagi adik Arga ditengah-tengah kita."
Cut!!!!!
Gombal muluk pak Sat😂
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Beloved Daughter [END/COMPLETE]✔
Short StoryAda kalanya lebih baik diam daripada sibuk menjelaskan. Ada kalanya lebih baik pergi menjauh daripada harus bertahan. lima tahun berlalu, sejak kejadian yang melulu lantahkan hatinya, menghancurkan semua harapannya, menyisakan sebuah kerinduan tak t...