Hii hii gurlssss
Cuss ah.. hepi reading ya..
Aku lagi sedih.. Bang Sat udah pergi💔
💔💔💔
Malam semakin larut, namun seolah tak ada sedikitpun tanda Amira akan memejamkan matanya.
Air mata wanita itu kembali merembes tanpa bisa dicegah sedikitpun.
Dengan langkah gontai Amira membawa foto pernikahannya dengan Satria enam tahun yang lalu menuju ke ruang tamu, ia tak ingin mengganggu tidur kedua anaknya karena tangis ini.
Tangis Amira semakin pecah kala ia menatap tumpukan bantal dan selimut tebal yang selalu dipakai Satria saat lelaki itu menginap disini.
"Mas.. kenapa kamu tinggalin aku lagi? Kamu sudah berjanji kalau kamu nggak akan pergi lagi.. kenapa kamu bohong mas?" Lirih Amira ditengah tangis pilunya sambil mencium selimut yang meninggalkan aroma keringat dan parfum milik Satria yang sangat khas.
Mata sembab Amira menatap cincin pemberian Satria yang kini melingkari jari manisnya, dan kembali menangis. Tangis pilu yang seolah tak berujung.
Disisi lain, dibalik pintu kamar berukuran kecil itu seorang gadis kecil menutup mulut kecilnya dengan kedua tangan mungilnya, berusaha menahan tangis.
Dadanya terasa begitu sesak hingga hanya untuk bernfas pun gadis kecil itu merasa kesusahan.
Baba..
Sosok yang selama ini ia tunggu, ia nanti dan baru sekejap ia rasakan kasih sayangnya kini telah pergi lagi.
"Ba..ba.." lirih gadis kecil itu sambil memeluk Ciki, boneka kesayangannya.
"Babanya ayu udah meninggal Ci.. Ayu nggak punya baba lagi.." bisik Ayunda pada boneka kumal itu.
Suara rintihan Arga membuat Ayu buru-buru menghapus air matanya dan menghampiri Arga diatas kasur empuk mereka.
Dengan segera Ayu mengarahkan botol susu Arga kedalam mulut mungil adik kecilnya.
"Adik.. jangan nangis ya, Unda lagi sedih.. Adik harus jadi anak baik." Ucap Ayu mengusap dahi Arga seperti apa yang biasa dilakukan Undanya, hingga bayi montok itu kembali tertidur.
Kembali lagi pada Amira yang kini sudah rapih bermukena hendak melaksanakan salat isya, meskipun jam sudah menunjukan pukul duabelas malam.
Selepas salat dan berdoa Amira kembali berdiri hendak melaksanakan salat ghaib untuk Satria, namun lututnya terasa begitu lemas, ia masih belum mampu dan mau menerima kepergian Satria.
Amira kembali terduduk, ia tak sanggup menerima kenyataan ini dengan tangis yang masih sama derasnya, wanita itu kembali meraih selimut milik Satria dan memeluk serta menciumnya hingga kegelapan menyergapnya.
Keesokan harinya
Amira meraba kepalanya yang terasa sangat pening, wanita itu mengambil ponselnya dan seketika terkejut kala mendapati jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi.
Dengan tergesa Amira melepaskan mukenanya dan masuk ke kamar hendak membangunkan Ayu.
Namun rasa gelisahnya menguar berganti haru ketika melihat Ayu sudah rapih dalam balutan seragam dan kini tengah memegangi botol susu Arga yang berisi air putih.
"Ayu?" Amira mendekati putrinya sambil tersenyum meski tak dapat dipungkiri wajahnya begitu kuyu dan sendu.
Ayu tersenyum cerah, meski kedua mata indah anak itu nampak sembab.
"Unda?"
"Adik minum air putih Unda, soalnya adik nangis, Ayu nggak bisa bikin susu." Jelas gadis kecil itu.
Amira tersenyum samar "iya nak, maafin Unda ya nak, Unda bangun kesiangan. Sekarang Unda cuci muka dulu terus antar Ayu sekolah."
Di dalam kamar mandi, Amira mencuci mukanya dan ia pun kembali menangis. Kenapa rasanya sangat sulit untuk berpura-pura baik-baik saja?
Selepas mengantar Ayu bersama dengan Arga, Amira langsung kembali kerumahnya.
Wanita itu menghela nafasnya yang terasa sesak kala melihat Omerto duduk di depan rumahnya.
"Kalau kedatangan Anda kemari untuk meminta saya datang ke acara pemakaman itu, maaf.. bagi saya Mas Satria masih hidup dan akan selalu hidup." Tegas Amira memarkirkan sepedanya dan bersiap masuk ke rumahnya.
"Jasad pak Satria sudah ditemukan." Ujar Omerto berdiri dibelakang Amira.
Bahu Amira merosot seketika, air matanya turun tanpa bisa dicegah.
Tubuh mungilnya bergetar hebat membelakangi Omerto.
"Sore nanti saya akan berangkat ke Turki, Pak Serkan ingin saya memastikan apa ibu benar-benar akan ikut atau tidak."
Cutt ahhh....
Jangan lupa melayat ya guys💔
Oh iya vote coments juga🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Beloved Daughter [END/COMPLETE]✔
Short StoryAda kalanya lebih baik diam daripada sibuk menjelaskan. Ada kalanya lebih baik pergi menjauh daripada harus bertahan. lima tahun berlalu, sejak kejadian yang melulu lantahkan hatinya, menghancurkan semua harapannya, menyisakan sebuah kerinduan tak t...