Lima

172 49 447
                                    


Karena lebih baik berteman dan mencintai dalam diam dari pada merusak sebuah pertemanan demi keegoisan.

-Mars Angkasa-

***

"Gue itu–" ucap Mars merasa gugup, alasan apa yang akan membuat Venus percaya pada ucapannya, tidak mungkin juga Mars mengatakan bahwa hatinya ingin egois untuk memiliki Venus.

"Gue itu–mules, tadi ngasih sambelnya kebanyakan, sebentar ya gue mau berak," ucap Mars hendak berdiri dari tempat duduknya.

"Lah, sayang banget ini baksonya," ucap Venus.

"Aduh Ven, gue bener-bener kebelet, Gal, tolong bayarin dulu ya? Nanti gue bayar kok serius!" ucap Mars dengan memegangi perutnya.

Mars pun segera pergi dari kantin, kenapa lidahnya selalu kelu untuk mengucapkan 'Gue itu sayang sama lo' kepada Venus.

Mars berjalan di koridor sekolah, banyak sekali kaum hawa yang menggombalinya sepanjang jalan, tapi ia tidak peduli.

"Mars kenapa makin ganteng aja!"

"Please dong gantengnya kurangin,"

"Heh! Kalian apa-apan sih muji-muji cowok gue!" bentak seseorang tiba-tiba membuat para kaum hawa berhenti memuji dan menggombali Mars. Mars pun menoleh ke belakang, Mentari. Yap Mentari yang membuat para cewek-cewek langsung menutup mulut.

Mentari dan dayang-dayangnya mendekati Mars, Mentari pun segera bergelayut manja ke tangan Mars. Mars pun berdecak dan mencoba melepaskan tangan Mentari.

"Ih kok kamu gitu sih?" ucap Mentari dengan nada yang dibuat-buat.

"Apaan sih!" ketus Mars. Mars sendiri merasa ilfeel dengan sikap Mentari yang menghalalkan segara cara untuk mendekati Mars, bahkan ia tidak segan-segan membully seseorang yang berani mendekati Mars.

"Jangan ketus-ketus dong sayang, masa sama calon masa depan kasar sih," ucap Mentari sangat manja.

Mars memutar bola matanya malas, enak saja Mentari jadi masa depannya, Mars pun bergidik ngeri.

Mars melangkahkan kakinya kembali dengan cepat Mentari mencekal tangan Mars, "Kamu mau kemana sih?" ucap Mentari.

"Kepo banget sih. Dan buat lo Jangan pernah ganggu Venus, ngerti gak lo?" ancam Mars dengan menunjukan jarinya ke wajah Mentari.

"Yah 'kan aku gak suka kalau kamu deketin Venus, kurang apa sih aku di mata kamu? Aku cantik iya, aku kaya juga iya, gak kayak Venus tuh, cuman anak pembantu di rumah kamu," ucap Mentari.

Mars mengeraskan rahangnya, "Iya lo paket lengkap, tapi ada yang kurang, Perbaiki attitude lo." ucap Mars dingin.

"Oh ya dan satu lagi, jangan pernah bedain gue sama Venus, Allah aja gak pernah bedain, lo cuman ciptaannya aja sombong. Inget ya harta, wajah dan jabatan itu hanya titipan sementara, toh yang lo sombongin juga harta bonyok lo. Setinggi apa sih lo sampai bisa bedain orang lain dari sisi materialis? Lo malah lebih rendah!" ucap Mars lagi. Hati Mentari merasa sakit, kata-kata Mars sangat menusuk ke dalam hatinya.

"Gue mau, lo minta maaf sama Venus atas kelakuan lo tadi pagi." ucap Mars lalu pergi meninggalkan Mentari yang tengah menangis.

"Udah bos, jangan nangis," ucap Bulan menenangkan Mentari.

"Emm .... Tar," panggil Aurora. Mentari pun menoleh dan berdeham sebagai jawaban.

"Gue takut ...." ucap Aurora.

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang