Sebelas

126 34 474
                                    

Ada yang nemu tebakan kemarin? Sekuy sekarang kita ungkap siapa pria kemarin cekidot.

Bertemanlah dengan siapa pun yang bisa membuatmu terjerumus dalam kebaikan bukan kejahatan karena jika kita melakukan hal yang buruk hasil yang kita per oleh akan buruk.

***

Venus POV

Gue curiga sama gerak-gerik ibu, "Kamu pulang ya, Ibu ada urusan sebentar,"

Dari ekspresi ibu, dari nada suara ibu dan dari semua tingkah lakunya yang aneh akhir-akhir ini membuat gue penasaran. Gue pura-pura pulang tapi sebenarnya gue ikutin ibu ke sebuah tempat sepi yang tidak terlalu jauh dari tempat ibadah.

Gue pantau dari kejauhan, ibu menemui seorang pria paruh baya yang sama sekali gue gak kenal, karena pria itu membelakangi gue, gue jadi bingung sendiri siapa dia dan mau apa dia ketemu ibu?.

"Tunggu, kok gue kayak kenal ya?"

Gue nyipitin mata gue, sikap pria itu benar-benar keterlaluan dan kasar tapi gue gak bisa samperin karena takut nanti ibu marah kalau tau gue nguntitin dia.

Dari postur tubuh, pakaian yang dikenakan membuat gue terus bertanya-tanya. Gue sedikit mendekatkan diri gue, bermaksud untuk menguping, tapi nihil. Gue gak ngedenger apapun.

"Apa yang ibu sembunyiin?" gumam gue.

Dan gue lihat ibu gue bener-bener ketakutan, gue bingung harus lakuin apa kecuali pantau dari jarak yang gak terlalu jauh.

"Kok kayak abi Arseno? Abinya Mars?" selidik gue.

"Tapi kenapa dan untuk apa dia kasar sama ibu?"

Gue semakin pusing, gue gak bisa lihat dengan jelas siapa dia, tapi dari postur tubuh dah pakaian membuat gue yakin itu abi Arseno. Kalau itu benar abi Arseno, sekali lagi, gue benci Mars.

Venus POV end

Senin

Mars menuruni anak tangga satu per satu, ia melihat ke arah dapur mendapati uminya yang tengah memasak makanan.

"Mi, bu Grizelle kemana?" tanya Mars.

"Sekarang dia berhenti kerja, mungkin ada pekerjaan yang lebih baik, duduk kamu sarapan dulu nanti telat," ucap Arsy membawa makanan yang sudah siap lalu meletakannya di meja makan.

Mars mendaratkan bokongnya di kursi meja makan. Pikirannya selalu berputar atas kejadian yang membuat persahabatannya sedikit renggang. Meja makan hanya terisi Mars dan Arsy karena Arseno sedang bertugas di luar kota sejak dua hari yang lalu.

"Mars, kamu kenapa?" tanya Arsy merasa khawatir.

Mars tersadar dari lamunanya pun segera menjawab pertanyaan Arsy, "Gak apa-apa Mi," ucap Mars.

"Kalau gitu, cepet makan nanti kamu telat," ucap Arsy.

Dengan cepat Mars menghabiskan makanannya. Sesudah habis ia segera menyalimi punggung tangan milik Arsy.

"Assalamualaikum Mi, Mars berangkat dulu," ucap Mars.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati nak,"

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang