DelapanBelas

76 19 288
                                    

Gue cape fake dalam pertemanan yang jelas-jelas tulus. Jangan harap gue akan punya akal bulus buat ngehancurin.

-Galaksi to Mentari-

Venus dan Alula sudah berbaris rapih bersama siswa/siswi yang lainnya di lapangan. Venus mengjingjitkan kakinya, ia berusaha mencari keberadaan Galaksi atau Mars, namun nihil ia tidak menemukan mereka berdua.

"Oke, kenapa saya kumpulkan kalian karena, besok akan ada turnamen antar kelas. Acara ini dadakan dan saya pun baru saja dikasih tahu oleh pak Arseno atas kegiatan ini. Jadi mulai saat ini, kelas masing-masing harus berlatih untuk pertandingan besok. Bagaimana paham? Siap?" ucap Pak Sabar dengan nada yang tegas melalui sebuah pengeras suara.

"Siap!" ucap semuanya serentak.

"Oke, kalian bisa lihat di mading kelas kalian Lawan kelas apa. Dan ketua murid kelas harus mengambil folmulir data peserta. Folmulir bisa kalian ambil, sudah disediakan oleh ketua osis." ucap Pak Sabar.

"Bubar barisan!"

Semua siswa baik siswi berhamburan melihat mading yang terpajang di sana
Venus terus mencari keberadaan Mars dan Galaksi tapi ia masih belum menemukan mereka juga. Tangan kiri Venus terus menggenggam tangan Alula di tengah keramaian.

"Venus, itu—itu" ucap Alula kepada Venus. Alula menunjuk dua orang laki-laki yang tengah menenteng tas disatu bahunya dengan santai. Venus berdecak sebal, sedari tadi ia terus mencari keberadaan keduanya. Tetapi, keduanya malah berdiri santai dan berteduh disebuah pohon tepi lapangan.

"Ikut gue Al," ucap Venus. Alula mendorong kacamatanya agar tidak merosot lalu mengagukkan kepalanya.

Venus berlari kecil menghampiri kedua laki-laki yang tengah berdiri santai di bawah pohon yang rindang.

"Dicariin, ternyata ada di sini," ucap Venus kesal. Alula menarik-narik baju seragamnya Venus. Venus menoleh ke arah Alula dengan ekspresi datar.

"Tangan Alula basah, lepasin," pinta Alula menunjukan puppy eyesnya. Venus melepaskan genggam tangannya.

"Sejak kapan kalian barengan gini?" tanya Galaksi yang melihat Venus bersama perempuan mungil dan penampilannya yang cupu.

"Sejak tadi, mulai sekarang Alula juga temen gue, kalian mau 'kan nerima Alula?" tanya Venus kepada Mars dan Galaksi. Keduanya saling bertatap mata, Mars menaikan kedua alisnya dan Galaksi menaikan kedua bahunya.

"Heh! Gue tanya bukan malah saling lempar tatapan!" teriak Venus.

"Tentu, Alula bukan sekedar teman, tapi sahabat," ucap Mars. Mars menatap wajah imut Alula, mengabsen setiap inci paras cantik sempurna yang Allah ciptakan.

Galaksi menyikut pelan perut Mars, "Liatnya biasa aja, kita 'kan sekelas sama dia, udah sering liat," ucap Galaksi yang paham bahwa Mars sedang mengagumi wajah Alula.

Venus menoleh ke arah Alula, "Kenapa gue sakit hati ya? Harusnya gue seneng nambah temen baru," batin Venus.

Galaksi tersenyum penuh kemenangan di dalam hatinya, ekspresi Mars yang menggagumi Alula membuat Galaksi merasa menang dan percaya diri bahwa dirinya lah yang akan mendapatkan hati Venus nanti.

"Masuk kelas yu, daftar jadi peserta turnamen besok," ajak Galaksi. Satu tangan Galaksi merangkul bahu Mars dan satu tangannya lagi ia masukkan ke dalam saku celana abu-abunya.

"Ayo Al," ajak Venus kepada Alula.

***


Langit meletakan satu lembar kertas yang berisi daftar peserta yang akan mengikuti turnamen. Seisi kelas mulai berdiri melingkar tanpa ada yang duduk di kursinya.

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang