TujuhBelas

85 23 374
                                    

Merendahkan seseorang dari segi harta tidak menjamin diri lo lebih tinggi. Lo sombong berada di langit pertama sampai lo lupa di atas langit masih ada langit.

- Inget satu loli milikta setara dengan segelas susu!-

***

"Makasih Gala! Hati-hati ya," ucap Venus sambil melambaikan tangannya saat tiba sampai rumahnya dengan selamat.

Ceklek

"Ibu?" panggil Venus yang melihat ibunya tengah berdo'a.

Grizelle langsung mengakhiri do'anya dan melirik ke arah Venus, "Kamu udah pulang?" tanya Grizelle ketika selesai berdo'a.

"Udah Bu. Bu ...." panggil Venus dengan ragu. Grizelle berdeham dan menepuk sebelah tempat duduknya. Venus melangkahkan kakinya menghampiri Grizelle dan duduk tepat di sebelah Grizelle.

"Gimana sekolahnya hari ini?" tanya Grizelle.

"Kenapa Ibu berhenti bekerja? Kenapa Ibu gak bilang sesuatu ke Venus?" tanya Venus secara tiba-tiba tanpa menghiraukan pertanyaan yang dilontarkan Grizelle.

Hening. Grizelle bahkan bingung harus menjelaskan apa dan bagaimana. Grizelle menarik nafasnya gusar, ia menoleh ke arah lain agar manik mata mereka tidak bertemu, agar Venus tidak mengetahui kebohongan yang Grizelle sembunyikan.

"Ibu ... Ibu cape sayang, karena itu ibu berhenti," ucap Grizelle dengan menatap foto yang terpanjang di dinding. Grizelle menatap lurus foto Robert—suaminya.

"Kenapa Ibu gak natap mata Venus?" tanya Venus dengan memicingkan matanya.

Grizelle memutar tubuhnya menghadap arah Venus, "Nak, kamu laper? Mau Ibu masakin apa?" ucap Grizelle menghindari pertanyaan Venus.

Venus menarik nafasnya dalam, "Apa Ibu gak percaya sama Venus? Apa Venus gak berhak mengetahui segalanya?" tanya Venus. Mata Venus memanas, matanya mulai berkaca-kaca dan siap mengeluarkan semua perasaan yang ia pendam, semua kebohongan yang ia ketahui. Dengan cepat Venus menghapus air matanya.

"Oke, kalau Ibu gak mau kasih tau Venus." ucap Venus. Venus segera bangkit dari tempat duduknya. Kenapa ia begitu sakit, kenapa Ibunya selalu menyembunyikan hal besar darinya. Sampai kapan Venus tidak akan mengetahui semuanya? Sebaik-baiknya kebohongan yang tersimpan rapat, akan terbongkar juga dengan seiring berjalannya waktu.

Grizelle meneteskan air matanya, "Maafin Ibu, Ibu takut kamu tau semuanya dan benci sama Ibu, cuman kamu yang Ibu punya Ven. Ibu takut kehilangan kamu, kematian ayah kamu adalah ancaman yang Ibu lalaikan. Kematian ayah kamu adalah gara-gara Ibu, dan Ibu gak mau itu terjadi sama kamu Ven," lirih Grizelle. Siapa yang ingin ada diposisinya, ia yakin tidak ada yang menginginkannya. Grizelle bukan bermaksud untuk merahasiakan tetapi ia ingin melindungi nyawa Venus dari ancaman sahabatnya sendiri.

"Hancurin perusahaan Arseno, kalau lo gak bisa, nyawa Robert taruhannya."

Grizelle menutup telinganya, kata-kata itu selalu menghantui fikiran Grizelle. Ucapan dia tidak pernah bermain-main. Selama ini Grizelle selalu membiarkan ucapannya, menganggap hanya sebagai angin lalu, tetapi ucapannya nyata, ia telah berhasil membuat Robert kehilangan nyawanya. Grizelle mengutuk dirinya sendiri, suaminya meninggal dunia karena ulah Grizelle mengabaikan ancaman orang yang tidak memiliki hati nurani.

***


Venus melangkahkan kakinya di koridor sekolah dengan senyum yang ia lebarkan sadari tadi. Langkahnya terhenti ketika merasakan ada yang menarik bagian belakang tasnya.

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang