DuapuluhDelapan

66 14 125
                                    

Luka terbesar ku adalah kehilangan diri mu.

***

Mereka berdua memasuki cafe, netra Venus terpukau dengan dekorasi yang telah dibuat. "Lo yang buat?" tanya Venus.

Mars menggelengkan kepalanya. "Bukan, tapi Galaksi. Gimana bagus 'kan?" tanya Mars. Venus hanya berdeham sebagai jawaban.

Alunan musik mulai terdengar di cafe pun hanya ada Mars, Venus, Galaksi dan beberapa pelayan cafe. Venus menghampiri Galaksi yang tengah memetik gitar menyanyikan lagu yang berjudulnya kehadiranmu.

Selesai Galaksi bernyanyi ia menghampiri tempat Venus berdiri dengan membawa boneka tedy bear yang begitu besar. Galaksi berlutut menaruh boneka tersebut lalu mengeluarkan sebuah kotak cincin berwarna merah.

Galaksi membukanya memperlihatkan cincin yang begitu indah. "Selamat ulang tahun sahabat terbaik gue. Gue emang bukan cowok romantis yang bisa merangkai puisi untuk ngungkapin perasaan. Ven, sejujurnya gue suka sama lo, konyol juga kalo dari temen lalu sahabat lalu jadi temen hidup. Lo mau 'kan jadi pacar gue setelah bertahun-tahun jadi sahabat gue?" ucap Galaksi dengan senyum yang terpasang di wajahnya.

"Gue gak bisa. Gue ga suka sama lo, gue benci sama lo," tolak Venus. Galaksi bangkit dari tempatnya. "Lo bercanda 'kan?" tanya Galaksi dengan senyum yang dipaksakan.

"Gue benci sama lo," ucap Venus. Air matanya turun begitu saja, Venus pun terluka mengatakan ia membenci Galaksi karena Galaksi adalah sahabatnya. Venus mengelap air matanya lalu berlari menuju luar cafe.

Galaksi menatap Mars yang mematung dengan tatapan benci. Galaksi menghampiri tempat Mars berdiri lalu mendorong kuat Mars.

"Lo sengaja? Lo sengaja buat gue malu iya? Lo sengaja buat gue terus berharap sama Venus gitu? Lo sengaja mempermalukan gue dengan cara gini!" bentak Galaksi. Mars sendiri tidak mengetahui jika akan terjadi seperti ini, ia tidak bermaksud untuk melukai Galaksi.

"Gal dengerin gue," sela Mars. Galaksi mendorong kembali tubuh Mars lebih kuat dari sebelumnya.

"Apa lagi hah! Lo tersenyum puas kan? Ini yang lo mau kan? Selamat! Selamat sebenernya Venus suka sama lo bukan sama gue! Omongan lo waktu itu palsu Mars!" bentak Galaksi.

"Pergi!" bentak Galaksi kembali. Mars hanya diam membisu ia berjalan keluar cafe untuk menyusul Venus.

Mars menatap gadis dengan dress berwarna putih selutut yang sedang terjongkok.

"Ven," panggil Mars. Mars mendengar isakan Venus bahwa gadis itu tengah menangis.

Venus berdiri menatap lurus manik mata Mars. "Apa?" tanya Venus dingin.

"Seharusnya lo gak ngomong gitu sama Galaksi. Bukannya lo suka juga 'kan? Terus kenapa lo tolak?" tanya Mars.

"Gue pura-pura suka sama Galaksi, lo puas? Gue bener-bener benci sama dia," ucap Venus.

"Tapi kenapa?" tanya Mars dengan lembut.

"Kenapa? Karena ayah Galaksi yang buat ibu gue ketakutan! Karena ayah Galaksi yang ingin hancurin perusahaan abi lo! Dan ayah Galaksi yang ...." ucapan Venus terhenti.

"Kenapa berhenti?" tanya Mars.

"Karena ayah Galaksi yang buat ayah gue meninggal! Puas lo!" lirih Venus.

"Gue kecewa Mars kecewa! Kenapa ... kenapa harus ayah Galaksi ... kenapa dia yang buat ayah gue meninggal? Bukannya om Thomas sahabat baik ayah gue bukan? Sahabat baik umi lo juga bukan? Tapi kenapa dia lakuin semua itu," ucap Venus. Air mata Venus kembali turun begitu saja. Mars yang mendengar penuturan Venus bingung harus menjawab apa, kenapa lagi-lagi pengkhianatan yang kembali hadir?

"Kita pulang." final Mars.

Galaksi yang mendengar pembicaraan keduanya dibalik pintu kaca merasa tersentak. Dengan cepat Galaksi menelpon ayahnya dan menyampaikan apa yang ia dengar barusan.

Mars mengantarkan Venus menuju rumahnya. Jalanan sangat sepi karena waktu sudah sedikit larut dalam perjalanan baik Venus maupun Mars sama-sama terdiam seribu bahasa.

Mars mencoba mencari topik yanh pas karena merasa berbeda jika Venus diam terus seperti ini. "Maaf ya," ucap Mars dengan ragu. Venus menoleh, lalu tersenyum.

"Seharusnya gue yang harus minta maaf sama lo. Tadi gue kasar banget ya?" tanya Venus.

"Iya, kita harus minta maaf sama Galaksi karena ini bukan salah dia, tapi salah ayahnya," ucap Mars.

Mood Venus kembali buruk, mendengar nama Galaksi membuatnya sangat muak. Kenapa Mars terus mencoba berbuat baik meskipun Galaksi terus jahat kepadanya.

"Lo jangan terlalu baik deh," ucap Venus.

Mars tertawa hambar dengan masih terfokus ke jalanan. "Gue masih megang teguh prinsip gue," ucap Mars.

Venus memajukan bibirnya lalu tersenyum. "Kadang gue aneh, lo itu manusia atau bukan," ucap Venus.

Mars mengacak-ngacak rambut Venus dari samping. "Gue manusia dan gue sahabat Venusa Antaraya," kekeh Mars.

"Mars," panggil Venus. Mars yang terfokus hanya berdeham sebagai jawaban.

"Gue belom siap kalo kehilangan lo," ucap Venus secara tiba-tiba.

"Lo kenapa?" tanya Mars dengan terkekeh agar suasana tidak terlalu canggung.

"Gue udah kehilangan ayah, gue udah kehilangan temen gue, Alula. Gue gak mau kehilangan sahabat gue, yaitu lo." ucap Venus.

Mars tersenyum dengan melirik ke arah Venus sejenak. "Siapa bilang gue akan ninggalin lo," ucap Mars.

"Bukan lo yang ninggalin gue, tapi gue yang ninggalin lo. Berjanjilah sama gue, lo akan maafin Galaksi nanti," ucap Venus.

Mars mengernyitkan dahinya. "Tadi lo badmood denger nama Galaksi, sekarang lo nyuruh gue buat minta maaf nanti. Lo kenapa sih?" tanya Mars bingung.

Venus menatap pepononan yang mereka lalui. "Gue gak tau gue kenapa," balas Venus.

"Aneh," canda Mars.

"Gue pikir kalo gue gak ikhlas kepergiaan ayah, di sana ayah akan sedih. Gue mikir juga gue gak boleh dendam. Tapi, gue bener-bener kecewa," ucap Venus.

"Hari ini lo bener-bener aneh," ucap Mars. Mars kembali terfokus ke dalam jalanan yang begitu kosong.

"Besok ulang tahun gue, jangan lupa dateng atau minimal siapin kado," kekeh Mars. Venus menatap Mars dari samping.

"Siap komandan."

Mars menghentikan mobilnya secara mendadak. Tiga motor secara tiba-tiba karena ada tiga motor yang menghentikan laju mobil. Jalanan sangat sepi hanya ada penerangan jalan tanpa banyak orang yang berlalu lalang.

Mars membuka sabuk pengamannya untuk menghadapi mereka kenapa mereka menghalangi jalan. Tangan Venus mencegah Mars untuk turun tetapi Mars mencoba meyakinkan Venus bahwa ia akan baik-baik sana.

"Lo jangan turun tetep di mobil ya?" pinta Mars.

Mars menurini mobil lalu menghampiri orang-orang yang memakai baju serba hitam dan mengenakan masker. Mereka kurang lebih ada enam orang.

Perasaan Venus semakin tidak enak. Venus melihat kamera dashboard lalu mencoba menyalakannya untuk merekam kejadian agar membantunya nanti.

"Kenapa kalian berhenti in mobil gue? Kalian siapa?" tanya Mars. Dua orang diantara mereka mengeluarkan pistol membuat Mars mengangkat kedua tangannya.

Salah seorang diantara mereka mengeluarkan pisau yang berada di saku belakang celananya.

"Gue gak ada salah ya sama kalian," ucap Mars. Mars ingin melawan pun rasanya mustahil karena kalah jumlah.

Cowok yang tepat dihadapan Mars melayangkan sebuah pisau yang ia arahkan ke perut Mars.

Jlebbb!

~TBC~

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang