DuapuluhDua

48 17 313
                                    

Mendapatkan tanpa harus menyingkirkan.

***

Mars mendongakkan kepalanya menatap Galaksi yang tengah tersenyum kepadanya. Mars menerima uluran tangan Galaksi untuk bangkit dari tempat duduknya. Galaksi merangkul Mars, Galaksi ingin membawa Mars untuk istirahat dan mengobati dahulu kakinya.

"Lo gak boleh main, lo masih cedera," ucap Galaksi.

Mars tersenyum kecut. "Rasanya gue gak guna jadi kapten," ucap Mars. Galaksi menoleh ke arah Mars.

"Lo kapten terbaik," sela Galaksi.

Galaksi menuntun Mars ke sebuah kursi para pemain, Mars mendudukan dirinya, ia menselonjorkan kaki yang cukup masih terasa sakitnya.

"Babak ke—2 lo boleh main. Kalau udah sembuh," ucap Galaksi.

Mars melepas sebuah kain yang terbuat dari karet yang berada di tangan nya. "Lo sekarang jadi kapten," ucap Mars. Mars memberikan sebuah sesuatu yang sangat berharga lalu memasang 'kannya.

"Nanti gue balikin. Ini adalah milik lo, gue gak akan pernah merebut apa yang udah jadi milik temen gue sendiri," tutur Galaksi. Galaksi segera turun ke lapangan untuk bertanding kembali.

Venus dan Alula memasang wajah khawatir saat melihat Mars. Venus membuka sepatu yang terpasang di kaki Mars. Perlahan juga ia membuka kaus kaki yang membungkusnya, melepas deker yang terpasang di tulang kering kaki Mars.

"Sakit?" tanya Venus dengan khawatir. Terdapat warna merah yang cukup jelas, mungkin tendangan Bintang sangat kuat.

"Nggak kalo lo obatin," jawab Mars.

Venus tersenyum, kenapa jantungnya seketika berdegup dengan kencang, seharusnya Venus sadar. Ia dan Mars hanyalah sebatas sahabat tidak lebih dan tidak akan pernah.

Alula membawa kotak P3K, tubuh mungilnya sedikit kesusahan untuk membawanya. Dengan susah payah akhirnya ia memberikan kepada Venus.

Venus membuka P3K lalu mengoleskan obat untuk mengurasi rasa sakit Mars. Suara ricuh membuat Venus menoleh.

Mentari menghampiri keberadaan Mars, Mentari mendorong tubuh Venus yang tengah mengobati Mars sampai tersungkur.

"Minggir lo," ketus Mentari.

Mentari merebut botol obat yang tengah Venus pegang, Mentari menuangkan obat itu ke telapak tangan nya. Saat Mentari hendak memijat pelan kaki Mars, Mars menahan tangan Mentari yang akan menyentuhnya.

"Ngapain lo?" ketus Mars.

Mentari mengernyitkan dahi nya, "Mau obatin kamu," jawab Mentari.

"Gak usah," balas Mars. Mars sangat kecewa kepada Mentari karena telah membohonginya akan kepalsuan yang ia tunjukan. Mars merasa bodoh karena sudah dipermainkan oleh seseorang. Mars menoleh ke arah Aurora yang tengah tertunduk. Mars mengetahui semua hal itu karena Aurora. Mars sendiri sebenarnya marah kepada Galaksi, tapi ia mencoba memaafkan temannya.

Mars mengalihkan pandangannya, Mentari menatap lurus manik mata coklat Mars yang indah.

"Kamu kenapa?" tanya Mentari dengan bingung.

"Lo gak kasar sama Venus bisa? Bisa gak sih lo ga terus pura-pura baik di depan gue? Bisa juga gak sih lo berhenti ganggu Alula? Gue peringatin lo. Sekali lagi lo macem-macem sama Venus atau Alula, lo hadapin gue," ucap Mars. nada bicara Mars tidak seperti biasanya, Mentari kembali bingung dengan sikap Mars tetapi ia juga memakluminya. Mars selalu membela teman-temannya terlebih lagi Galaksi dan Venus yang notabene adalah sahabat Mars.

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang