Sembilan

134 39 373
                                    

Teman menjadi lawan atau persahabatan menjadi sebuah pengkhianatan? Dua-duanya memang terdengar menyeramkan dan tidak ada yang menginginkan semua itu terjadi. Tapi jika best friend forever berubah menjadi kata best fake friend itulah yang akan sulit memperbaiki hubungan.

***

Dengan cepat Galaksi menggendong Venus yang tidak sadarkan diri ala bridal style menuju ruang UKS. Mars yang merasa khawatir dengan keadaan Venus segera menyusul keduanya.

Sesampainya di UKS Galaksi meletakan tubuh Venus di brankar yang ada di sana. "Bangun Ven," ucap Galaksi merasa gelisah.

Galaksi memanggil dokter yang bertugas di UKS Galaksi tidak menghiraukan keberadaan Mars yang dengan mencemaskan Venus.

"Venus akan baik-baik saja, dia hanya terkena pukulan keras yang mengakibatkan kehilangan kesadaran, sebentar lagi dia akan siuman," ucap Dokter.

Mars mendekati Venus, dengan cepat Galaksi mendorong tubuh Mars dengan keras sampai terbentur ke dinding serta mencengkram kerah baju Mars.

"Lo puas sekarang? Pergi dari sini!" bentak Galaksi.

"Tapi gue harus minta maaf sama Venus," ucap Mars merasa tidak enak.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di wajah Mars oleh Galaksi. "Jauhi Venus." ucap Galaksi.

"Pukul aja gue sepuas lo. Tapi jangan pisahin gue sama Venus," ucap Mars.

"Lo ga becus jaga dia." ucap Galaksi dengan emosi yang kembali memuncak.

"Gue mau nunggu Venus sadar dan gue mau minta maaf sama Venus," lirih Mars.

Lagi-lagi Galaksi mendorong keras tubuh Mars ke dinding dengan dorongan yang cukup keras dari sebelumnya.

"Venus gak butuh maaf lo, pergi atau lo akan gue habisi lagi," ucap Galaksi dengan menunjukan jari telunjuknya tepat di wajah Mars. Satu yang Mars fikirkan, yaitu keadaan Venus. Ia tidak peduli sebanyak apapun luka yang akan ia terima. Tapi, jika Venus melihat Galaksi dan Mars saling adu jotos kembali ia akan merasa sedih.

"Oke, gue pergi." ucap Mars. Galaksi melepaskan cengkeramannya, ia membiarkan Mars pergi kemana pun ia mau.

***


Mars melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia ingin menghampiri Mentari dan para dayang-dayangnya.

11 IPS 3

Mars mengetuk pintu kelas dengan sopan, "Ada Mentari?" tanya Mars kepada salah satu murid di sana.

"Tadi keluar," ucapnya.

"Makasih," ucap Mars.

Mars pun segera mencari keberadaan Mentari, banyak para kaum hawa yang mengkhawatirkan wajah Mars yang sedikit membiru di ujung bibirnya dan di sudut matanya terdapat lebab sangat terlihat jelas di wajah putih Mars.

"Mars abis berantem?"

"Mars sini gue obatin,"

"Aduh calon suami kenapa babak belur,"

Begitulah ucapan pada wanita yang melihat Mars, tapi Mars tidak menggubrisnya, ia terus berjalan dengan pandangan yang terus lurus ke depan.

Mars melihat ke arah kantin dan mendapati Mentari dan teman-temannya sedang berbincang ria. Mars menghampiri meja yang disinggahi oleh Mentari.

Bulan yang melihat Mars mendatangi meja, "Tar, ada Mars," ucap Bulan yang melihat Mars.

"Serius? Gue udah cantik belum?" ucap Mentari sambil merapihkan rambutnya.

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang