DuapuluhTujuh

60 12 142
                                    

Permainan takdir?

***

Air mata Venus mulai turun begitu saja. Ia tidak menyangka bahwa seseorang itu telah membuat ibunya ketakutan serta terkekang. Hal yang paling mengejutkan, ayah Venus tewas karena ulah sang pengirim.

"Gak mungkin," gumam Venus.

Venus menempatkan milik Grizelle di tempat semula serta menghapus jejaknya. Venus segera menuju kamarnya dan menumpahkan air mata yang sudah tidak bisa terbendung.

***


Galaksi menyewa cafe yang tidak jauh dari rumahnya. Besok adalah hari ulang tahun Venus dan Galaksi akan menyiapkan sesuatu yang paling mewah untuk Venus.

Galaksi tersenyum sendiri menatap sebuah cincin yang akan ia beri besok kepada Venus. Galaksi juga akan mengutarakan perasaannya kepada Venus yang sudah ia pendam sejak lama. Ah, jika dibayangkan begitu konyol bermula dari teman lalu menjadi teman hidup?

Galaksi tersenyum sendiri membayangkan semuanya. Galaksi menatap dekor yang sedang disiapkan. "Kira-kira diterima gak ya?" monolog Galaksi. Galaksi menaruh kembali cincin di kotak merah berbentuk love itu.

"Gak sabar gue,"

***


Mars sedang menaruh foto-foto Venus dalam sebuah kotak berwarna biru. Di dalamnya terdapat foto, ucapan selamat ulang tahun, beberapa makanan kesukaan Venus dan kertas kecil yang bertuliskan perasaannya.

"Gue tau ini berat. Urusan persahabatan, cinta dan Tuhan. Apa yang gue lakuin itu akan sia-sia?" tanya Mars kepada dirinya sendiri.

"Peci yang melingkar di kepala gue dan kalung rosario yang melingkar di leher lo, Ven. Apa dengan cara ini gue akan merusak persahabatan gue sendiri?" tanya Mars kembali.

Mars menyandarkan tubuhnya di kasur king size yang ia duduki. Rasanya begitu berat ketika semuanya menjadi satu. Mars harus memikirkan dengan matang apakah ini akan berdampak kepada persahabatannya atau tidak. Mars sudah berjanji kepada Galaksi akan merelakan Venus mungkin cara yang Mars lakukan akan merusak pertemanannya.

Mars mengambil kembali secarik kertas tersebut lalu menyimpannya. Mars menarik nafasnya dalam-dalam. Keputusan Mars sudah bulat, ia akan menyimpan perasaannya demi pertemanannya karena Mars tahu jika cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Sahabat, cinta dan Tuhan. Berat juga, jika salah mengambil keputusan semuanya akan rusak atau sia-sia," monolog Mars.

Mars mengambil satu foto Venus yang ada di kotak biru, Mars menatap lekat foto Venus membuat hatinya begitu tidak ikhlas jika harus merelakan.

"Kalau bukan jadi temen hidup lo, gue gak masalah kalo cuman jadi temen atau sahabat biasa. Maaf, gue gak bisa rusak persahabatan demi cinta," gumam Mars.

***


Pagi hari telah tiba, pembagian rapot siswa akan dibagikan hari ini. Mars mendapatkan peringkat pertama lagi dan Venus mendapat peringkat kedua sementara Galaksi ia mendapat peringkat kelima.

Galaksi dan Mars membuat rencana untuk menjauhi Venus meskipun Venus sendiri akan tahu jika ini pura-pura. Mars dan Galaksi berencana pukul 19:00 akan membawa Venus ke cafe yang sudah di rankai banyak sekali dekorasi bernuansa biru putih warna kesukaan Venus.

Venus menjadi sosok yang pendiam. Semua yang ia baca dan vidio yang ia lihat begitu jelas berputar kembali diingatan Venus.

Mars dan Galaksi merasa aneh, seharusnya mereka bedua menjauhi Venus tetapi ini malah sebaliknya.

MaVeGa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang