Noted : Yg cetak miring itu flashback yaa* * *
Jisung berjalan pelan di sekitaran Hall Maison. Ngeliat beberapa mobil dan motor koleksi Renjun yang terparkir rapi disana. Senyuman pahit ngukir dibibirnya. Jisung membuka satu yang jadi favorite Renjun. Bugatti Veron hitam kilat yang kata Renjun pernah dipakenya buat nganter Sue ke bimbel. Tau gak? Pas Renjun cerita soal itu, dia kelihatan seneng banget dan bilang kalo ini mobil favoritenya.
Kepala Jisung menyandar di kursi kemudi sementara netranya natap lurus-lurus area sircuit yang lekang. Udah hampir setaun ini tempat itu di tutup untuk umum. Gak ada lagi balapan ataupun party yang sering di adain disana. Semenjak gak ada Renjun.
Air mata Jisung perlahan turun. Cepat-cepat diusapnya kasar sebelum dirinya kembali nangisin hal yang gak perlu. Dia harus tegar kan? Ya, kata mami, Jisung harus tegar. Gak boleh cengeng. Jisung nganggukin kepalanya. Iya, dia harus kuat mulai sekarang. Apapun yang bakal terjadi kedepannya.
Jisung nyalain mesin mobil Renjun sebelum nekan pedal gas dan ngejalanin mobilnya keluar dari hall. Pintu gerbang tertutup otomatis seiring mobil Renjun yang ninggalin tempat itu. Senyuman tipis menghiasi wajah Jisung yang kini udah terlihat lebih dewasa.
Ini adalah kunjungan kelima kalinya Jisung ke Korea setelah beberapa bulan. Setiap kali dia datang, Jisung bakalan ke Hall Maison buat ngambil mobil favorite Renjun. Duduk sebentar disana sebelum pergi ke rumah lamanya di Korea. Dan setiap kali itu juga, Jisung selalu mendapati buket bunga baby breath di depan gerbang rumah mereka.
Kalo sebelumnya gak ada sticky note alias tanpa nama, kali ini sepertinya pengecualian. Ada sebuah sticky note yang ditempel pada bagian pitanya.
"Siapapun. . . Kalo kamu baca ini. Tolong hubungin nomor ini
671*********
Sue. Park
"Kak. . . Sue."
* * *
Satu tahun sebelumnya. . .
"Mih," kata Jisung pelan membuat atensi mami yang sedari tadi merhatiin anak semata wayangnya yang terbaring setelah ngejalanin operasi dari balik kaca kamar pasien.
"Hm?" Mami ngusap bahu Jisung pelan.
"Kata dokter abang bakalan siuman."
"Iya, sayang."
Jisung kembali terisak.
"Terus kenapa belum siuman juga? Ini udah lewat lima jam. Kenapa abang belum juga bangun? Abang bakalan baik-baik aja kan?" Jisung yang udah bersimbah air mata natap maminya sendu.
Mami nyoba buat tersenyum. Menahan air matanya sekuat yang ia bisa. Terus dengan pelan nganggukin kepalanya.
"Iya, adek berdoa aja yang terbaik."
Jisung nundukin kepalanya dalam-dalam. Mami meraih Jisung dalam pelukannya. Nenangin Jisung dengan kalimatnya. Menjanjikan kalo Renjun bakal baik-baik aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjun | Mariposa [COMPLETED]
Fanfiction[R13+] | Completed "Kamu yang ku kejar tapi tak pernah bisa kudapatkan." Renjun x OC With member of NCT :: Bahasa non baku :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers