Lab

262 45 4
                                    

Lupakan tentang bagaimana dia menyombongkan dirinya yang pintar berbohong dan memanipulasi reaksi dan emosinya; dia selalu nyaris hilang kontrol kala itu berhubungan dengan Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






































Lupakan tentang bagaimana dia menyombongkan dirinya yang pintar berbohong dan memanipulasi reaksi dan emosinya; dia selalu nyaris hilang kontrol kala itu berhubungan dengan Mark.

Dia tidak akan lupa bagaimana dirinya tiba-tiba bilang ingin pulang kala Mark hendak kembali setelah menelfon Yeri. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas Mina tidak siap untuk kembali bertatap muka dengan Mark.

Yang mana, Mark cukup menyadari bagaimana Mina kembali membentang jarak diantara mereka.

Ketika dia kira dia bisa menyapa Mina dengan begitu cair, Mina menolaknya mentah-mentah, membungkam mulutnya dengan satu tatapan tajam yang gadis itu layangkan.

Maka dia putuskan untuk tidak macam-macam. Lebih baik menuruti apa yang Mina inginkan, bagaimanapun juga dia tidak ingin memperparah dan memperburuk suasana diantara mereka.

Merasa Mina masih mau untuk berdiri disampingnya saja rasanya seperti sebuah kehormatan, berlebihan.





Dia termenung, ketika seluruh anak kelas membopong tas mereka. Jika Tzuyu, teman bangkunya, tidak menepuk bahunya dan memberitahukannya bahwa 'pelajaran dilaksanakan di Lab' yang tertera di pengumuman semalam melalui group chat kelas mereka artinya adalah menuju ke ruang lab untuk mendapatkan pelajaran bersama beberapa kelas lainnya.

Biasanya—kata Tzuyu—hanya dua sampai tiga kelas yang digabungkan. Untuk kali ini, ada dua kelas, dengan jam pelajaran yang berdekatan, yaitu IPA 3.

"MAARKK!"

Tepat ketika dia masuk kedalam Lab, Haechan menyapanya.

Jika kelas Haechan adalah yang belajar bersama dengan kelasnya, maka artinya—

"Ayo sekelompok denganku dan Mina!"

Tangannya ditarik cukup kencang, membawa tubuhnya menuju satu meja panjang untuk lima orang, dipenuhi hanya oleh mereka bertiga.

Seakan tahu apa yang dia lakukan, Haechan membuka bukunya tepat sebelum guru mereka membuka kelas.

"Dengar, dengar," bisik Haechan, dan dia menurutinya, "Carilah kelompok dengan tiga orang—"

"Carilah kelompok dengan tiga orang, bebas dengan siapa saja, lalu buka bab 5."

Mark mengangakan mulutnya kala Haechan menirukam suara guru mereka, persis, dengan kalimat yang persis sama, dan buku yang sudah lebih dulu terbuka tepat pada Bab 5 bahkan sebelum kelas dibuka.

KNOCK KNOCK | Mark Lee X Kang MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang