Heartbeat

333 44 15
                                    

Naeun terbahak, mengingat beberapa memori mereka saat bertemu satu sama lain kembali berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Naeun terbahak, mengingat beberapa memori mereka saat bertemu satu sama lain kembali berputar.

Nostalgia menelan mereka dalam, tenggelam dibalik cerita yang membuat mereka lupa waktu. Hanya ditemani snack, kue basah buatan Ibu Naeun, dan beberapa minuman dingin yang Naeun letakan dalam ember alumunium berisi es baru.

Mina mendengarkan semuanya, insiden demi insiden yang kembali Naeun dan Yeri ungkit didepannya, seraya mengunyah keripik kentang yang tangannya apit, "Aku juga tidak menyangka kalian akan betah jadi temanku."

"Berlebihan," desis Naeun, "Lagipula, kamu tidak seburuk itu. Selain masalah lelaki, kamu tidak buruk sama sekali," kata gadis itu, dimana Yeri menganggukkan kepalanya.

Yeri setuju dengan pernyataan Naeun.

"Mereka terlalu berlebihan, kadang." timpal Yeri, "Well, konsekuensi untuk orang yang dikenal banyak orang adalah menerima banyak rumor."

Mina terkekeh, "Apakah kalian tidak risih?"

"Tidak. Untuk apa merasa risih," Naeun tertawa, "Semua yang mereka katakan tidak ada faktanya. Lagipula, aku berteman denganmu dan bisa sampai selama ini karena aku nyaman menjadi temanmu, bukan karena kamu terkenal, ataupun rumor-rumormu itu," katanya, "Aku tidak berminat kalau masalah itu."

"Benarkah? Bukannya kamu juga pengen terkenal kaya Mina?"

"Uh- tidak. Melihat Mina saja aku jadi ikut cape sendiri." tawa Naeun, merespon pertanyaan Yeri.

"Ah begitukan?"

"Kamu kira aku berteman dengan kalian karena ingin ambil untung dan terkenal? Uh- aku punya banyak cara untuk mendapatkan itu semua," Naeun mengibaskan tangannya, membuaungkan dadanya dan memantik tawa kedua temannya lebih keras.

"Memangnya bagaimana?" tanya Mina disela tawanya.

"Tinggal bikin masalah dengan salah satu diantara kalian maka namaku akan melambung tinggi mengalahi kalian. Kalian bukan apa-apa untukku."

"Auuh," raung Mina, "Percaya, percaya," tawanya.

Yeri juga terkekeh, merapikan rambutnya yang ikut berantakan karena dia terpingkal sampai tidur diatas karpet beludru abu milik Naeun.

"Tapi," kata Yeri sambil mengusap air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa—bahkan sampai terpingkal berguling diatas lantai. Gadis itu mengatur nafasnya sampai teratur, sebelum melanjurkan kalimatnya, "Bagaimana jika kamu tahu salah satu rumor buruk tentang Mina benar?"

Kalimat itu menarik perhatian Mina, juga Naeun yang langsung menolehkan kepalanya.

"Huh?" Naeun mengernyitkan keningnya, "Bukankah semua rumor buruk Mina benar?" tawanya pada leluconnya sendiri, "Lagi pula, rumor seperti apa yang bisa orang lain buat dan bisa seburuk apa?"

KNOCK KNOCK | Mark Lee X Kang MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang