Malam itu berlalu tanpa filter; semuanya terucap dengan frontal tanpa ada sensor yang mengiringi.Naeun mengakui kebenaran semua hal yang Mina maupun Naeun beberkan malam ini, menyadari bahwa dialah saksi hidup yang mampu menilai kebenaran dari tiap kata yang telah terucap.
Naeun tidak bercanda ketika dia bilang, dia perlu beer. Sebagai orang yang sama tercengangnya dengan yang lain—selain empat oknum disana, tentunya—dia memutuskan untuk membentuk lingkaran lain karena dia rasa, dia juga hendak meledak melihat bagaimana Mina dan Yeri saling mencoba mencekik satu sama lain.
Naeun tahu siapa Mina dan gadis itu tidak mungkin tidak punya minuman keras, ayolah, mereka buat kartu identitas palsu tentu untuk digunakan sebaik mungkin. Namun, nyatanya, Mina hanya punya wine yang sudah dibuka Mina sendiri, serta dua gelas lain yang berdiri ditengah meja.
Tangan Naeun menyambar tiga botol itu sekaligus, dengan tangan lain meraih gelas miliknya. Dia memutuskan untuk duduk diatas sofa, daripada di tempat yang semula mereka tempati, yakni meja makan.
Dengan Naeun diatas sofa, kemudian disusul Jeno yang langsung meraih tempat tepat disamping Naeun. Jaemin duduk diatas karpet, dimana yang lain juga mengikuti dan membentuk lingkaran dibawah sana.
"Jadi, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Lucas, kemudian dia menerima sorotan tajam dari yang lainnya, termasuk dari Naeun yang enggan memutar kembali ingatannya mengenai apa yang baru saja terjadi, "Maaf, kepalaku menolak untuk mengerti," jelas Lucas, meminta teman-temannya untuk kembali menarik tatapan masing-masing, "Aku hanya terkejut."
"Sama," balas Jeno, "Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan melihat drama action langsung didepan mataku." kata Jeno.
Renjun menepuk paha Jeno, "Haruskah aku memeriahkan dengan membawa papan 'Ronde Dua' untuk mereka?"
"Jangan coba-coba," desis Naeun, "Mereka orang gila." Naeun menuangkan minuman pada gelasnya, kemudian memberikan si botol wine begitu saja ke Jeno, "Lalu mereka anggap aku apa selama ini, huh? Mengapa aku tidak tahu apa-apa? Apakah aku hanya pemeran tambahan?" racau Naun.
"Ya, kamu terlihat seperti itu,"
"Haechan!" Jisung menggertak Haechan, untuk kedua kalinya minggu ini, dimana si yang lebih tua kemudian menoleh kearahnya dengan tatapan tajam.
"Kamu sudah tidak pikir dua kali untuk membentakku sekarang, huh?"
"Salahmu kalau bicara tidak bisa dikontrol." balas Jisung, dengan jus jeruk setia di tangannya.
"Diam kalian. Jangan berantem didepanku atau gelasku melayang ke kepala kalian," ancam Naeun, "Ah! Aku kesal." dia menghentakkan kakinya, mengekspresikan betapa kesalnya dia sekaligus betapa lega dia akhirnya mengetahui apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KNOCK KNOCK | Mark Lee X Kang Mina
Fanfiction[Kang Mina X Mark Lee] [On Going] "Love? PFFFTT. Sounds more like LOL to me" 1 - #romance-friendship