Warning

371 47 0
                                    

"Dude—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















"Dude—"

Mark menghela nafasnya, kakinya lemas dan dia putuskan untuk hanya duduk dikursinya tanpa peduli reaksi Lucas didepannya.

Lelaki yang lebih tinggi darinya itu membulatkan mata, melihatnya terlihat-  tidak berdaya.

Singkatnya, Mark terlihat menyedihkan.

Bajunya basah karena keringat, kakinya lemas, dan nafasnya tidak teratur, seakan dia habis mengikuti lomba maraton—well, apa yang dia lalukan bisa dibilang sejenis dengan lomba maraton.

Taeyong murka, ketika dia memberikan permintaan yang teman-temannya inginkan dari kakaknya. Taeyong bahkan tidak membuatkannya sarapan, beruntung masih ada sereal yang bisa dia kunyah pagi tadi. Taeyong bahkan tidak menyapanya sama sekali, selain melemparka majalah kemukanya, dimana kemudian Mark ketahui bahwa Taeyong tengah memenuhi permintaan Chenle; tanda tangan Taeyong, diatas majalah fashion yang menyertakan review tentang brandnya.

Dia hanya diam; ketika Taeyong marah, maka sebaiknya dia tidak menambah masalah dan diam.

Jika biasanya dia berkata, 'Hyung, sudah siap? Ayo berangkat!' maka pagi ini dia mengatup mulutnya rapat-rapat dan detik selanjutnya yang dia ketahui bahwa Taeyong meninggalkannya, mengharuskan dia jalan kaki menuju sekolah.

Kemudian, disinilah dia. Terlihat mengenaskan.

Belajar dengan tidak nyaman sama sekali karena tubuhnya terasa lengket.

Dia bertanya pada Lucas, sumber informasi paling terpercaya untuknya, sekiranya dimana dia bisa mandi dan Lucas menunjukkan kamar mandi aula olahraga, kamar mandi yang digunakan seluruh siswa pasca latihan ekstrakulikuler olahraga; basket, sepak bola, dan semacamnya.

Mark mengganti atasannya, dengan pakaian olahraga; kaos putih polos, yang ada di lokernya, sebelum dia pergi melesat menuju kantin untuk makan siang.

Dia meraih nampan bagian makan siangnya dan seperti biasa, berjalan menunu kumpulan temannya untuk makan siang bersama.

Duduk disamping Lucas yang menyapanya, "Sudah? Segar?" dan dia balas dengan kekehan dan anggukan.

"Oh ya, Chenle." tepat kala pantatnya duduk sempurna dan nampannya diletakan dengan benar diatas meja, dia raih majalah yang dia selipkan dibawah nampan sedari tadi, melemparkan majalah itu ke Chenle, "Lunas."

Chenle mengerjapkan matanya, menilik majalah yang ada didepannya, kemudian kedua matanya terbelalak sempurna, mulutnya terbuka lebar.

"UWA KAMU BENERAN?!"

Mark sudah prediksi bahwa Chenle akan meloloskan raungan nada tingginya, memejamkan matanya untuk menerima dengan lapang dada lolongan Chenle yang masuk ke telinganya.

"Ya." ucapnya singkat.

"Terima kasih, Mark~" anak itu tersenyum, memeluk majalahnya.

KNOCK KNOCK | Mark Lee X Kang MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang