Semenjak kejadian dirumah sakit itu, membuat dera semakin merasa bersalah pada kayla. Tak seharusnya dia melakukan hal itu, jika suatu saat nanti kayla mengetahuinya. Pasti kayla akan membecinya seperti pertama kali mereka bertemu. Mungkin lebih dari itu. Itu lah yang semakin dera takutkan sekarang.
"Kamu kenapa sih. Dari tadi aku perhatikan bengong mulu. Ada yang dipikirkan. Hm" Ucap kayla tiba-tiba saat sudah berada dihadapan dera. Mungkin dia heran melihat kekasihnya yang sedari tadi hanya diam sambil melihat ke arah luar jendela.
"Ekh?" Dera sedikit terkejut melihat kehadiran kayla yang secara tiba-tiba.
"Kamu kenapa?" Tanya kayla lembut. Sambil menaruh secangkir teh hangat dimeja.
"Emm. Aku enggak apa-apa kok." Jawab dera sambil tersenyum kearah kayla.
"Kalau enggak ada apa-apa, kenapa bengong mulu dari tadi." Ucap kayla. Dera hanya tersenyum sambil memegang pipi kayla dengan kedua tangannya.
"Aku enggak apa-apa kok sayang. Cuma lagi kangen aja sama mamah." Dera terpaksa berkata bohong. Karena dia tak ingin membuat kekasihnya cemas.
"Beneran cuma kangen sama mamah." Selidik Kayla sedikit tak percaya.
"Iya bawel." Dera mencubit pipi kayla gemas dengan kedua tangannya.
"Ikh sakit tahu." Rajuk kayla sambil mengelus pipinya. Dera hanya tersenyum melihat kayla yang sedang cemberut.
Kayla pun mengambil secangkir teh hangat yang dia taruh tadi dimeja. Dan memberikannya pada dera.
"Minum dulu nih, nanti keburu dingin jadi gak enak." Dera pun mengambil teh yang dibuatkan kayla untuknya. Dan perlahan dera meminumnya. Seketika wajah dera pun berubah saat teh yang dibuatkan kayla sudah masuk kerongga mulutnya.
Kayla pun mengernyitkan dahinya. Melihat ekspresi wajah dera yang sulit untuk ditebak."Kenapa? Gak enak ya?" Tanya kayla.
"Emm. Ko kurang manis ya?" Tanya dera sambil menaikkan satu alisnya.
"Masa sih, tadi perasaan aku taruh gulanya banyak deh." Kayla segera mengambil teh tersebut dari tangan dera. Dan segera meminumnya."Manis kok." Ucap kayla saat sudah meminum teh buatannya tersebut. Tiba-tiba cup dera mencium bibir kayla. Dan sontak membuat kayla terkejut, sekejap dera mencium kayla.
"Ini baru manis." Ucap dera saat melepaskan ciumannya dibibir kayla.
Kayla tersenyum simpul. Saat mendengar kata-kata yang diucapkan sang kekasih."dasar gombal." Kayla mencubit perut dera.
"Auuu. Sakit sayang." Keluh dera.
"Siapa suruh gombalin aku." Dera tersenyum sambil memegang pipi kayla lembut. Dan menatap mata kayla lekat.
"Aku sayang sama kamu la, meskipun kamu cerewet, bawel dan kadang suka nyebelin. Tapi aku cinta banget sama kamu." Ucap dera begitu tulus.
"Aku juga, tapi aku gak bawel, cerewet dan nyebelin ya. Malahan aku itu cantik dan ngangenin. Iya kan?" Ucap kayla sambil tersenyum dan mengalungkan tangannya ke leher dera. Dera hanya tersenyum sambil memegang pinggang kayla.
"Iya, kayla yang cantik." Dera mengulang kembali kata-kata dari kayla. Membuat kayla tersenyum.
"WO AI NI" Ucap kayla dengan begitu manja.
Dera pun mengernyitkan dahinya."Wo ai ni?" Apaan tuh artinya?" Tanya dera dengan wajah polosnya. Kayla pun membuang nafasnya pelan."Dasar kudet." Ucap kayla sambil mempoutkan bibirnya. Dera yang melihat ekpresi wajah kayla pun langsung tertawa.
"Idih ngambek." Ejek dera. Membuat kayla semakin cemberut."Bodo." Ucap kayla sedikit sewot. Membuat dera semakin tertawa begitu keras.
"Ikh nyebelin." Kayla pun memukul pundak dera bertubi-tubi. Membuat dera meringis."Udah dong. Sakit nih pundak aku." Pinta dera agar kayla berhenti memukulinya.
"Gak." Kayla malah semakin brutal memukuli pundak dera. Dengan terpaksa dera menarik tubuh kayla agar menempel pada tubuhnya. Sontak tangan kayla pun berhenti memukuli pundak kayla.
"Diginiin aja baru berhenti." Ucap Dera seraya memeluk tubuh kayla begitu erat. Kayla hanya tersenyum.
"Lagian tuh mulutnya gombal mulu."
"Tapi suka kan?" Goda dera. Sontak kayla pun langsung melotot.
"Gak ya." Ucap kayla.
"Bener gak?" Goda dera lagi dan itu membuat kayla semakin geram. Ingin sekali dia membungkam bibir kekasihnya itu.
.
.
.
.
.
"Mah, Yura berangkat sekolah dulu ya." Ucap yura saat sudah berada dihadapan mamahnya. 2 minggu sudah yura diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Kamu beneran mau kesekolah.?" Tanya mamahnya yura. Yura mengangguk antusias.
"Tapi, mamah takut kamu kenapa-kenapa sayang." Terlihat dari wajahnya mamahnya yura yang sedikit cemas. Takut putri kesayangannya akan pingsan lagi seperti waktu lalu.
"Gak mah, kan yura udah sembuh." Yura pun memegang tangan mamahnya. Memastikan kalau dia akan baik-baik saja.
"Yura berangkat ya mah." Ucap yura sambil mencium tangan mamahnya.
Mamahnya yura hanya tersenyum."Hati-hati ya sayang." Ucap mamahnya lembut. Yura hanya mengangguk sambil tersenyum. Yura pun segera keluar rumahnya dan masuk ke dalam mobilnya. Hari ini yura diantar oleh supir, karena mamahnya tidak mengizinkan yura mengendarai mobil sendiri.
.
.
.
.
.
"Makasih ya pak." Ucap yura pada sopirnya.
"Iya non, sama-sama." Jawab sang sopir.
Yura pun segera masuk kedalam kelasnya, tak sabar ingin bertemu dengan sahabatnya. Mungkin tepatnya ingin segera bertemu dengan dera pujaan hatinya.
Dari kejauhan yura melihat dera yang sedang duduk sendirian. Mungkin tengah menunggu seseorang pikir yura. Tapi entahlah, yang terpenting yura bisa bertemu lagi dengan orang yang sangat dia sayangi. Yura melangkah begitu pasti, dengan senyuman yang terus mengembang dibibir mungilnya.
'Tampan sekali kamu kak hari ini'batin yura.
Seketika senyumannya yura memudar, langkahnya terhenti. Saat dia melihat seseorang yang sudah lebih dulu menghampiri dera. Ya siapa lagi kalau bukan kayla kekasihnya dera. Terlihat dera yang tengah menggenggam tangan kayla begitu erat. Membuat yura sedikit merasa sakit didalam dada.
"Hey." Sapa seseorang sambil memukul pundak yura pelan.
Sontak yura pun terkejut dan menoleh."Kak rey." Ucap yura. Rey hanya tersenyum kearah yura.
"Lo lagi ngapain disini? Diem kaya patung." Ujar rey.
"Emm. Gak ngapa-ngapain kak." Ucap yura tersenyum ke arah rey.
"Lo udah sembuh?" Tanya rey.
"Udah kak." Jawab yura.
"Lo mau ke kelas kan? Mau bareng sama gue gak?" Sontak yura pun menoleh ke arah rey tak percaya.
Rey pun mengernyitkan dahinya."Kenapa? Ko kaget gitu." Yura hanya menaikkan ke dua alisnya."Enggak kok kak." Yura tersenyum.
"Yuk." Ajak rey sambil menggandeng tangan yura. Yura pun langsung membulatkan matanya atas apa yang rey lakukan.
"Kenapa diem, ayok." Rey pun menarik tangan yura karena sedari tadi yura hanya diam. Dengan terpaksa yura mengikuti rey dari belakang.
Yura terus memandangi tangannya yang digandeng oleh rey. Tetapi rey nampak biasa saja.
"Ekhhmm, mau nyebrang bang pake gandengan segala." Ucap seseorang dari arah belakang. Membuat rey dan yura menoleh kearah sumber suara tersebut.
Dera sama kayla balik lagi nih, ada yang kangen gak?? Pastinya iya dong. Wkwkwkwkwk😁😁
Karena upnya kelamaan jadi bingung mau terusin ceritanya. Tapi enggak apa2 ya yang penting up.
Selamat membaca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh yang tak terduga 2
Casualeni lanjutan cerita aku yang dulu mau di up lagi nih.. cerita cinta DERA N KAYLA😊😊