"Ada sesuatu yang baru?" gadis itu mendudukkan diri setelah menaruh dua cangkir kopi di atas meja.
"Dari tiga berkas yang udah gue baca, isinya lebih ke bukti yang dia tinggalin, itu juga ribet banget pake segala ada riddle-nya dulu," laki-laki itu menggumam kesal.
"Bawa santai aja Jun biar lo ga pusing sendiri," gadis itu terkekeh.
"Gue yakin deh kalo Gaia ga seperti apa yang selama ini orang pikir," laki-laki itu mengacak pelan rambutnya.
Sulit. Satu kata yang menggambarkan barang temuan mereka di kondominium milik Gaia. Sudah tiga jam mereka berkutat, tapi ternyata masih ada teka-teki di dalam teka-teki. Membuat Shasha memutuskan untuk menginap di apartemen Juna guna untuk efisiensi waktu.
"Ini orang sebenernya jenius apa gimana dah, pusing gue kebanyakan baca bahasa Spanyol juga," laki-laki itu memejamkan matanya sebentar, lelah setelah matanya menelaah berkas diikuti otak yang menerjemah.
Sebuah tangan terulur mengusap surai lembut Juna, membuat sang empu menahan kaget.
"Kenapa malah jadi soft gini?"
Juna tidak bergerak, nyaman dengan gerakan halus berulang yang dilakukan Shasha. Entah, rasanya sudah lama ia tidak merasakan kelembutan sejak sang mama tiada.
"E-eh maaf," gadis itu menarik tangannya salah tingkah.
Shasha malu sendiri, tangannya hanya reflek terangkat saat melihat muka lucu Juna kala terus mengeluh.
Juna sendiri merutuk dalam hati. Memaki dirinya sendiri karena terlena, untung tidak ada adegan tatap-tatapan layaknya sinetron. Jadi rasa canggung hanya di rasakan Shasha.
Sebuah berkas yang belum Juna sentuh di tarik oleh Shasha. Gadis itu membaca tulisan pada bagian depan dengan seksama, Trattare con Hero.
"Lo gabisa bahasa Itali ya?" gadis itu menyenggol tangan Juna.
Juna memandang gadis di sampingnya dan menggeleng. Ia hanya bisa berbahasa Spanyol, itu juga masih terbata jika harus bercakap-cakap dengan orang lain.
"Terus kenapa lo ngambil berkas ini?" gadis itu menyelidik.
"Ya kan ada kata hero jadi gue pikir maksudnya wira, secara arti wira dalam bahasa Jawa kan pahlawan," laki-laki itu mengedikkan bahunya.
"Untung emang kekuatan feeling lo kenceng ya, trattare artinya perjanjian. Gue pikir hero menurut lo bener, di bahasa Itali gaada kata hero soalnya," gadis itu menjelaskan.
Laki-laki itu mengangguk seraya mendekatkan duduk pada sang gadis, ikut melihat isi dari berkas yang belum sempat ia periksa itu. Halaman pertama berisi sebuah surat perjanjian bertanda tangan Gaia dan cap organisasi yang memang mereka duga dari awal. Tidak ada yang mudah, deretan huruf acak kembali menyambut mereka di halaman kedua dan ketiga.
"Ini pake cara yang tadi Sha?" Juna sudah mulai menyiapkan kertas dan pena.
"Bukan, gue yakin ini atbash."
Juna mengernyit heran, bahasa apalagi yang digunakan gadis di sebelahnya itu.
"Perasaan pinteran lo daripada gue dah," gadis itu mendorong pelan pelipis Juna.
"Ya hidup mah lempeng aja gitu to the point, ngapain juga pake sandi segala," Juna mencibir.
"Nih kan ada kata TIVZGVHG YZI, kalo pake atbash ini tuh abjad mundur dari belakang."
"Hah maksudnya?"
"Contoh, a=z, b=y, c=x, udah gitu seterusnya. Nah kalo kata yang tadi udah di ubah ketemu deh nih kata Greatest Bar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Punch
Fiksi RemajaFrom stranger to partner. Beratnya keadaan terus memaksa Shuhua (Shasha) untuk hidup mandiri dengan kenangan buruk yang selalu menghampirinya tiap malam. Bertahan hidup dengan dengung lonceng, peluh, dan sorakan. Renjun (Juna) dengan hobinya akan se...