Permintaan

40 7 0
                                    

Setiap permintaan selalu ada imbalan.
~Dizan Depdagri

~●~

Sekarang gue lagi makan malam bareng Bunda.

Masakan Bunda emang paling enak! Masakan Mamah aja kalah!

"Gimana rasanya?" Bunda nanya

Gue nelan makanan dulu baru ngomong, "Seperti biasa, selalu enak!"

Bunda ketawa.

"Makan lagi yang banyak supaya cepat sembuh!"

Kita berdua makan dalam keadaan hening karena tidak baik jika berbicara saat makan.

Selesai makan gue bantuin Bunda menaruh piring yang sudah dicuci di rak piring.

"Sandra.. sering kesini Bun?" Gue nanya.

Bunda mengangguk.

"Waktu itu Bunda lagi ditoko bunga tiba-tiba Sandra datang beli bunga, terus beberapa hari kemudian Bunda ketemu dia lagi dipasar, hari itu dia bantuin Bunda bawain barang-barang Bunda sampai dirumah."

Gue masih diem denger cerita Bunda.

"Terus setiap harinya dia datang, bantuin Bunda. Semenjak Sato meninggal Sandra datang, Bunda seneng punya Sandra. Sandra cantik, baik lagi."

Gue mengangguk setuju.

"Sudah selesai!" Kata Bunda

"Kamu sudah kenyang?" Bunda nanya

"Kenyang dong! Habis ini Saka pulang dulu ya Bunda, tapi Saka janji, Saka bakalan rajin lagi ke sini dan juga bantuin Bunda ditoko Bunga!" Gue ngomong

Bunda senyum sambil mengangguk.

"Kesini nya bareng Sidi ya." Kata Bunda.

Gue diem tapi tidak lama, karena setelah itu gue senyum sambil mengangguk.

~○~

Gue sampai dirumah jam 7 malam.

"Assalamualaikum!"

Gue masuk ke dalam rumah, di ruang keluarga ada Papah yang lagi baca buku.

Perasaan, Papah baca buku mulu.

"Pah?" Gue manggil papah

Papah ngeliat gue.

Gue bangun terus duduk di samping Papah.

"Saka punya permintaan." Gue mulai ngomong.

Alis papah sebelah terangkat.

"Setiap permintaan selalu ada imbalan." kata Papah

"Nggak ikhlas itu namanya!"

"Yasudah kalau nggak mau."

"Jangan yang aneh-aneh!"

"Tergantung permintaan kamu juga,"

"Ck!"

Demi Sato! Gue harus lakuin ini!

"Saka mau minta tolong,"

"Anything."

"Artinya apa?" Gue nanya.

Papah ngeliat gue sambil masang muka nggak percaya.

"Mau minta tolong apa?"

"Oh.. Anything itu artinya mau minta tolong apa?" Gue nanya lagi.

"Bukan!"

"Ooh.. artinya bukan?" Gue nanya lagi.

Papah menghela nafas pelan.

"Lupakan tentang Anything. Kamu mau minta tolong apa?"

Gue menarik nafas sebentar.

"Orang yang membunuh Sato sampe sekarang belum ditangkap." Gue ngomong

"Terus?"

"Saka minta tolong, temukan orang yang membunuh Sato dan buat dia menerima hukumannya."

Papah gue senyum.

"Hanya itu?"

Gue mengangguk.

Papah nggak ngomong apa-apa lagi tapi dia ngeluarin hpnya terus nelfon orang. Selesai nelfon dia ngeliat gue sambil senyum.

"Selesai!"

Gue dibuat melongo.

"Udah?!"

Papah mengangguk, "Tunggu saja, pelaku yang membunuh Sato selamanya akan berada di dalam penjara."

Gue melongo lagi.

"Seumur hidup maksud Papah?!"

Papah mengangguk. 

"Itu adalah hukuman menurut hukum yang berlaku di negara kita. Papah nggak nambah hukuman dia lagi." Kata Papah

Gue mengangguk.

"Makasih Pah!"

"Imbalannya nanti Papah kasih tau ya."

Gue langsung sadar kalau gue masih punya utang sama Papah.

"Yang penting jangan suruh Saka kerja di perusahaan Papah, karena Saka pasti nggak mau!"

"Permintaan kamu barusan itu cukup merogoh kocek banyak lho!"

Gue langsung ngeliat Papah sambil masang muka kesel.

"Duit Papah kan banyak!"

"Itu semua hanya titipan, kamu juga hanya titipan, bisa diambil kapan saja."

"Papah ngedoain Saka supaya cepet mati?"

"Ajal itu rahasia Allah!"

"Saka tau!"

Bener-bener ya ini orang tua. Ngeselin sumpah!

Tapi bagaimana pun itu adalah orang tua gue.

Tapi kenapa ngeselin?! Bikin nambah dosa gue aja!

~●~
^^SAKA

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang